Nasib anak-anak setelah kenaikan cukai rokok

99judiqq

99judiqq - Siapa sih yang bisa sesetia perokok? Tak ada.
Kesetiaan perokok kepada rokoknya adalah kesetiaan yang tak tergantikan.

Ketika dibilang rokok akan menggangu kesehatan, perokok cuek saja.
Toh, ada BPJS.
Ketika dibilang rokok dapat mengurangi usia, perokok pun masih bilang rokok bukan malaikat.


Berhentilah merokok! Masih juga bilang, Kasihan para buruh pabrik rokok dan para petani tembakau.


Ketika harga rokok naik, mulai Januari ini, perokok kelabakan?

Tidak! Sama sekali:

Kenaikan harga rokok yang diakibatkan oleh penaikan cukai rokok oleh pemerintah, tak berpengaruh pada para perokok.
Mereka tetap saja membeli rokok dan menghisapnya dalam dalamnya, seolah tak ingin kehilangan sedetik pun kenikmatannya.

Kalau pendapatan mereka tak naik, sementara harga rokok naik? Ternyata bapak bapak perokok itu mau menangnya sendiri.
Selalu merasa kepentingannya harus didahulukan karena dia yang nyari duit.

Jika si perokok masih punya anak batita, mereka tega loh memotong anggaran susu tinimbang mengurangi pengasapan mereka. Kalau anak mereka sudah sekolah, mereka lebih senang mengurangi anggaran sekolah anaknya.

Ternyata, kenaikan cukai rokok yang berdampak pada kenaikan harga rokok, tidak akan pernah mengurangi jumlah ahli hisap di negeri ini.

Kenaikan cukai rokok bahkan berdampak pada kesejahteraan anak anak. 

Mungkin kah kita benar benar dapat mengendalikan konsumsi rokok?

Mungkin kita memang harus mengkaji tata niaga rokok.
Rokok jangan dijadikan barang bebas jual.
Rokok harusnya hanya dijual di tempat tempat tertentu saja.

Sebagai seorang guru, saya sebetulnya, prihatin terhadap anak anak yang mulai menghisap rokok di saat masih sekolah SMP.
Ini karena penjualan bebas rokok di warung warung.
Anak pun bisa membelinya.

Jika ada pembatasan ruang jual dan pengaturan usia pembelinya, penaikan cukai rokok benar-benar akan berdampak pada pengurangan perokok.

Ayo dong, batasi penularan kebiasaan merokok ini.

Share: