99judiqq
99judiqq - Kasus penularan corona terus bermunculan, bahkan wilayah yang sebelumnya merupakan zona hijau justru lebih banyak wilayah yang berubah jadi zona merah maupun juga zona hitam.
Adaptasi kebiasaan baru yang dicanangkan oleh pemerintah melalui penerapan PSBB transisi, justru banyak membuat sebagian masyarakat tak lagi mengindahkan protokol kesehatan.
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya protokol kesehatan di tengah pandemi justru semakin berkurang dan yang menjadi lebih ironi adalah, di ingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan justru ngeyel, melawan, marah dan emosional, dan kondisi inipun sudah menggejala secara nasional.
Ya, jadi sangat begitu memprihatinkan adaptasi kebiasaan baru justru berdampak buruk, karena bisa dilihat faktanya, secara nasional konfirmasi positif corona terus melonjak.
Bahkan yang kehilangan nyawa karena corona ini terus berjatuhan, sehingga secara keseluruhannya soal kondisi pandemi corona ini, maka pemerintah tak kunjung bisa menekan laju dari melonjaknya penambahan kasus terkait corona ini.
Anggapan bahwa kondisi sudah menjadi normal kembali telah membuat "rasa aman palsu" di masyarakat, artinya disini sebagian masyarakat tidak teredukasi dengan baik bahwa adaptasi kebiasaan baru tetap harus mematuhi protokol kesehatan.
Kondisi ini juga didukung dengan sangat begitu longgarnya penerapan PSBB transisi yang diberlakukan oleh pemerintah berkaitan dengan adaptasi kebiasaan baru ini.
Pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah terkesan kurang bertanggung jawab, dan terkesan lebih mengutamakan kepentingan ekonomi.
Seperti yang sudah diketahui, BPS telah merilis bahwa kondisi ekonomi Indonesia merosot tajam, terkontraksi negatif hampir mencapai negatif 6 persen hingga kuartal kedua.
Sehingga dalam hal ini, terkait dengan kondisi ekonomi ini, memang benar adanya bahwa pemerintah meski menggenjot sektor ekonomi pada kuartal berikutnya agar Indonesia tidak terjun ke jurang resesi ekonomi.
Namun demikian, bukanlah berarti pemerintah meski longgar selonggar-longgarnya dalam hal PSBB, karena antara sektor kesehatan dan ekonomi haruslah berjalan beriringan.
Sangat tidaklah elok bila pemerintah menggenjot roda ekonomi tapi justru terlalu longgar soal PSBB terkait pandemi corona ini.
PSBB boleh saja dilonggarkan dengan menerapkan PSBB transisi, tapi jangan bablas, jadi longgar banget, seolah-olah tidak ada sama sekali PSBB, tidak ada bedanya dengan kondisi sebelum pandemi.
Seperti kenyataannya bila di lihat dengan fakta yang terjadi bahwa kasus konfirmasi positif corona terus melonjak, karena sangat longgarnya PSBB, maka dalam hal ini pemerintah memang terlihat lebih mementingkan sektor ekonomi.
Seyogianya pemerintah janganlah terlalu longgar terkait PSBB ini, apalagi berkaitan dengan adaptasi kebiasaan baru ini.
Sebab apa, masyarakat perlu diedukasi secara masif dan preventif bagaimana menerapkan protokol kesehatan di era adaptasi kebiasaan baru ini.
Longgarnya PSBB dianggap oleh sebagian masyarakat bahwa PSBB sudah tidak berlaku lagi, atau bahkan sudah tidak ada lagi PSBB, sebagian masyarakat merasa bebas sebebas-bebasnya, layaknya tidak ada pandemi.
Apalagi juga ketelanjuran diksi era new normal yang pernah dirilis oleh pemerintah, ternyata faktanya dilapangan, banyak disikapi dengan ketelanjuran pemahaman yang salah di masyarakat bahwa kondisi telah menjadi normal kembali.
Sehingga kalau boleh diistilahkan juga, era adaptasi kebiasaan baru ini ternyata secara realitanya dilapangan, sebagian masyarakat memang baru membiasakan beradaptasi.
Artinya, kelonggaran PSBB yang berlaku disebagian masyarakat adalah PSBB transisi di era baru membiasakan beradaptasi, bukannya PSBB transisi di era adaptasi kebiasaan baru.
Rasa aman palsu pun semakin liar bertumbuh kembang, berita telah ditemukannya obat yang dapat menyembuhkan corona beredar secara liar di masyarakat, belum lagi rasa aman palsu lainnya seperti soal kalau sudah pakai masker itu sudah pasti aman, menyebabkan sebagian masyarakat mengabaikan aturan-aturan yang termaktub dalam protokol kesehatan terkait pandemi corona ini.
Dan secara umumnya, hal ini menegaskan, bahwasanya pemerintah masih belum mampu secara optimal dalam hal mengedukasi masyarakat, apa sebenarnya PSBB transisi ini, apa sebenarnya era adaptasi kebiasaan baru ini.
Jadi, bila berlatar belakang dari ini semua, maka pemerintah harus mengevaluasinya lagi secara mendalam, dan harus ada langkah solutif dari pemerintah bagaimana menyelamatkan bangsa dan negara ini, baik itu sektor kesehatan maupun sektor ekonomi.
Yang jelas satu catatan penting yang bisa jadi evaluasi adalah, bagaimana pemerintah bisa menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat tentang protokol kesehatan terkait pandemi corona di era adaptasi kebiasaan baru ini.
Masyarakat harus di didik secara masif dan preventif, bagaimana membiasakan diri untuk berdaptasi di era adaptasi kebiasaan baru ini, termasuk juga soal PSBB dan protokol kesehatan terkait pandemi ini.
Dan ini merupakan tanggung jawab pemerintah, sehingga janganlah dikesampingkan, roda ekonomi memang harus terus berjalan, tetapi harus dicamkan juga, agar kiranya jangan abaikan keselamatan jiwa ratusan juta rakyat bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar