Gubernur anies menutup seluruh sekolah

Anies Tutup Sekolah Dua Pekan dan Tunda Ujian Nasional di DKI
99judiqq


99judiqq - Anies Baswedan nyaman sekali melakoni pekerjaannya dalam situasi darurat Corona.
Para pengagumnya bersorak, gembira luar biasa karena begitulah contoh pemimpin yang sigap memutuskan kebijakan darurat bencana non alam.
Dan yang mendapat cecaran nyinyiran dan kecaman karena lambannya penanganan Covid - 19 adalah pemerintah pusat dan otomatis Jokowilah yang tertuduh.

Di grup WA dan di forum komentar sudah riuh dengan aneka cecaran, kiriman artikel- artikel korban virus dan broadcast menakutkan yang membuat masyarakat terjebak dalam kecemasan, ketakutan dan berbagai informasi yang centang perenang.

Anies Baswedan mendapat sokongan dukungan dari artis dan mendapat pujian dari Jokowi atas inisiatifnya melakukan tanggap darurat bencana.
Harusnya memang itulah tugas pemimpin daerah.
Apalagi Jakarta memang jendela pertama selain Bali interaksi dengan negara lain.

Banyak orang bepergian dari satu daerah dengan daerah lain, negara satu dengan negara lain. Lalu lintas bisnis, pusat pemerintahan dan interaksi aktif masyarakatnya di tempat terbuka.


Hampir semua negara sudah terkena pandemi Corona yang bermula dari Wuhan dan menyebar ke seluruh dunia.
Dunia heboh dan mengalami kepanikan luar biasa.
Korban Coronapun sudah berjatuhan, terbanyak sekarang China dan Italia terbanyak kedua.
Italia mengalami bencana luar biasa hingga menyebabkan 1.441 penduduknya meninggal akibat virus Corona.

Eropa benar- benar darurat Corona, hingga banyak negara melakukan Lockdown.
Liga- liga besar seperti Liga Italia, Liga Inggris, Liga Spanyol, Jerman ditunda sampai batas tertentu.

Segala aktivitas olah raga yang menimbulkan kerumunan ditiadakan, Segera pemerintah setempat menerapkan tindakan pengamanan, isolasi dan larangan bagi masyarakatnya untuk bepergian.

Banyak orang menyayangkan lambatnya pemerintah Indonesia memberlakukan darurat Corona.
Dan yang dicecar adalah ketidaksigapan pemerintah dalam mengurangi laju persebaran Corona yang cepat sekali berkembang.
Sejak tulisan ini ditulis sudah sekitar 96 orang positif Corona.

Tidak ada satu negarapun yang kebal Corona.
Pada setiap negara pemerintahannya melakukan kebijakan sendiri untuk mengisolasi warganya agar tidak muncul korban lebih banyak.
Dan Indonesia disamping diserang oleh  Covid - 19, tidak kurang kejinya adalah hoaks, dan politisi yang membonceng kepanikan dunia.

Anies Baswedan seperti mendapat panggungnya.
Ia bisa menaikkan branding dirinya sehingga tingkat popularitasnya naik.
Yang panik dan terjebak dalam ketakutan oleh Pandemi Corona dengan emosional mendesak pemerintah memberlakukan lockdown.

Menutup akses terhadap dunia luar, mengisolasi warganya, melarang warganya bepergian dan kalau perlu di rumah saja untuk memperkecil dampak penyebaran Corona.
Jokowi diibaratkan seperti pemimpin yang lamban, koppig tidak mengindahkan saran WHO untuk memberlakukan lockdown, bekerja keras meliburkan semua aktifitas.

Tentu saja Jokowi, berhitung banyak.
Indonesia bukan negara kecil.
Daerahnya tersebar, pulaunya banyak sampai ribuan, lokasinya bisa berjauhan antara pulau satu dengan pulau lainnya. Penduduknya beragam dan tingkat masalah yang diderita antara satu daerah dengan daerah lain juga berbeda.

Di NTT yang berbahaya bukan Corona tetapi DBD.
Akibat DBD korban sudah banyak berjatuhan.
Dan karena lokasi di NTT yang masih susah aksesnya dengan tempat- tempat yang direkomendasikan untuk berobat DBD maka ganasnya DBD  susah diatasi.

Pemerintah pusat perlu memikirkan semua dampak lockdown jika diberlakukan.
Akan banyak dampaknya terhadap perekonomian.
Maka Jokowi memberlakukan untuk mendelegasikan kepada daerah untuk menangani Corona, karena tiap daerah tidak sama permasalahannya.

Bisa jadi Jokowi sudah benar melakukan tindakan memberlakukan darurat nasional non alam.
Kepala daerah yang harus bergerak untuk melakukan antisipasi.

Semua harus bekerja sama, tidak malah tepuk tangan ketika pemerintah pusat seperti dianalogikan  tidak tanggap, kurang cepat mengeksekusi seperti beda dengan Anies Baswedan yang langsung merebut panggung melakukan pekerjaan cepat guna mencegah merebaknya virus di Jakarta.

Sayangnya di Jakarta masih banyak masyarakatnya yang belum sadar.
Ketika anak sekolah diliburkan, tempat- tempat wisata di Jakarta berbondong- bondong ke luar daerah terutama di daerah Jawa Barat, seperti puncak  Bogor dan Bandung, bisa jadi malah muncul kasus Superspreader atau penyebaran masif.

Seharusnya orang Jakarta tetap di tempat supaya kebijakan gubernurnya bisa efektif, melarang masyarakat bepergian ke tempat-tempat umum.
Jika orang Jakarta berbondong- bondong keluar Jakarta ya sama saja memindahkan virus Jakarta ke daerah.

Opini saya sebagai masyarakat sih, ya tahu diri saja.
Sudah diinstruksikan untuk tidak bepergian ya ikuti prosedur.
Usul saja di toko- toko atau kalau perlu pemda melakukan tanggap cepat membagikan masker standar yang bisa mengurangi dampak virus, menghimbau juga untuk langsung merusak, dan membuangnya dengan hati- hati.
Di tempat umum disediakan hand sanitizer.

Seperti ketika menghindari bencana hujan abu atau karhutla semua orang sebaiknya memakai masker.
Yang sedang kurang enak badan yang istirahat manis di rumah karena tubuh yang sedang sakit, kekebalan tubuhnya tentu lemah untuk melawan virus.

Yang aktif di media sosial terutama WA tidak usah ikut- ikutan latah menyebarkan berita viral yang belum tentu akurat.
Waspada perlu tetapi paranoid hanya akan menambah kalut masyarakat.
Menjaga kesehatan jiwa juga penting sebab jika semua orang terganggu psikisnya akan membuat masalah menjadi runyam.

Sebagai negara merdeka, negara yang terdiri dari ribuan pulau ketergesaan itu akan menimbulkan bencana lebih besar.
Mencegah persebaran virus itu sangat sulit, beda dengan Singapura, Eropa, Amerika yang bisa ditangani pemerintah pusat, yang diharapkan Jokowi adalah kerja sama antar pemimpin daerah untuk cepat tanggap mengatasi bencana.

 Inilah waktu yang tepat bagi pemerintah daerah untuk mendapat panggung, dipuji masyarakatnya, didukung, bukan dinyinyiri.
Jangan sampai pemerintah daerah hanya terkesan aji mumpung untuk mengeruk kekayaan sebanyak- banyaknya tetapi minim kerja.

Jokowi menyilakan para kepala daerah yang tahu persis permasalahan daerahnya untuk mendorong masyarakatnya tanggap dan mengikuti instruksi pemerintah daerah setempat untuk mencegah virus berkembang.

Semakin tenang masyarakat, semakin cepat masalah teratasi.
Semakin panik masyarakat, semakin banyak yang terpapar penyakit.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Label

Arsip Blog

Postingan Terbaru