99JudiQQ
Indonesia mulai mengimplementasikan kebijakan Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) ke-6 untuk mengurangi volume ekspor karet alam. Kebijakan itu diambil dalam kesepakatan tiga negara penghasil karet, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Deputi VII Kementerian Koodinator Bidang Perekonomian, Rizal Affandi Lukman mengatakan, dengan berkurangnya volume ekspor, maka konsumsi karet dalam negeri akan ditingkatkan. Salah satunya dengan menggenjot penggunaan karet sebagai campuran aspal jalan.
Pemerintah akan meningkatkan penggunaan karet untuk campuran aspal jalan pada 2019, Rencananya, jalanan berlapis aspal karet itu akan dibangun sepanjang 65,8 kilometer tahun ini.
Setiap kilometer bisa menyerap 3 ton crumb rubber. Diperkirakan karet yang akan terserap dengan maksimal.
Salah satu tujuan pengurangan ekspor adalah untuk memperbaiki harga karet dunia. Hingga akhir 2018 lalu, harga karet alam sekitar 1.2 dollar AS perkilogram. Belakangan harganya mulai naik menjadi 1,4 dollar AS perkilogram.
Selain itu, untuk mengurangi stok karet yang agak berlebih di negara penerima ekspor Riza mengatakan, ada isu yang beredar bahwa pasar china kelebihan pasokan impor karet. Menurut dia, isu tersebut tak berdasarkan data yang akurat.
Dalam kajian selama pertemuan membahas kebijakan AETS, memang ada sedikit kelebihan pasokan karet ke beberapa negara. Di pasar Shanghai yang diperdagangkan adalah karet premium, bukan karet alam.
Sementara 70 persen perdagangan karet di dunia adalah karet alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar