Begini Rasanya Jadi Perawat!

Begini Rasanya Jadi Perawat!
99judiqq

99judiqq - Apabila dilihat dari lama waktu dan pengalaman menjadi seorang perawat, tentunya Aku terkategori sebagai perawat junior.
Belum terlalu banyak liku-liku yang sudah kuhadapi selama berkecimpung dalam dunia keperawatan.
Dunia yang  mana pagi, siang, dan malam adalah waktu yang tetap saja akrab digunakan untuk memberikan pelayanan kepada raga lain yang membutuhkan.

Rasanya, bukan hanya karena sumpah yang pernah diucapkan sesaat sebelum menjadi seorang perawat, bukan juga hanya karena terikat pada kode etik profesi, tetapi juga salah satu bentuk pengabdian kepada negara ini, dan tentunya sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang memberi kesempatan untuk bisa meringankan beban sesama insan yang sedang menderita sakit.

Profesi ini juga terkenal dengan baju seragam putih-putihnya.
Ya sebenarnya ga gitu juga sih.
Sekarang seragam perawat sudah berwarna warni, sesuai dengan peraturan dan kebijakan rumah sakit.

Uniknya perawat perempuan akan mendapat sebutan "suster" dan perawat laki-laki akan mendapat sebutan "brudder" tapi sering juga dipanggil "Pak mantri" bahkan tak jarang juga ada yang kebablasan memanggil perawat laki-laki dengan sebutan "suster".

Bisa dikatakan keberadaan seorang perawat adalah sebuah pengharapan besar bagi sebagian orang, tak jarang mereka akan memegang erat-erat tangan kami saat merasa ketakutan (pasien wanita dengan perawat wanita.

Kalau sudah begini sikap caring atau kepedulian serta komunikasi terapeutik jadi senjata cukup ampuh untuk membina hubungan rasa saling percaya dan menurunkan kecemasan.
Selalu siap kapanpun diperlukan saat terjadi keadaan gawat darurat dan dibebankan tanggung jawab untuk bertindak cepat dan tepat sesuai dengan tugas dan kondisi adalah sebuah kewajiban.

Pada suatu ketika kami juga akan menjadi saksi pertamakali kehadiran seseorang ke dunia, menjadi pendengar tangis bayi mungil yang keluar dari rahim seorang ibu, atau justru malah menjadi pejuang denyut nadi dan hembusan nafas bagi seseorang.
Saat takdir berkata lain, dan Tuhan ingin ciptaannya kembali, tak jarang kami menjadi penutup selimut terakhir baginya.

Belum lagi, melihat orang lain teriris perasaannya setelah kehilangan orang yang disayang untuk selamanya.
Nyatanya duka itu juga turut kami rasakan.
Lain halnya bagi mereka yang sanggup bertahan dan sembuh, tidak sedikit yang akan menyisakan bayang senyuman dengan kalimat "terimakasih suster" dan memberikan rasa bangga yang membekas dihati.

Menjadi seorang perawat dituntut mampu memberikan asuhan keperawatan untuk orang yang sakit maupun yang sehat.
Baik kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat disetiap aspek kehidupannya yang mencangkup bio, psiko, sosio dan spiritual.
Di segala tahap perkembangan dan usia tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, gender, ekonomi ataupun derajat sosial.

Menciptakan suasana kondusif dan tetap mengutamakan patient safety saat pelayanan, berkolaborasi dengan seluruh tenaga kesehatan mulai dari berkolaborasi dengan dokter,apoteker,analis kesehatan, rekam medis, ahli gizi, radiologi hingga fisioterapi dan lain sebagainya adalah hal yang lumrah.

Memilihkan dan melakukan tindakan tepat untuk pasiennya sesuai dengan prioritas, memenuhi kebutuhan fisiologi, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.

Menjadi seorang perawat, berarti siap membagi hati dan waktu.

Waktu untuk pasien yang dirawat dan untuk keluarga di rumah.
Ada masanya nanti anakmu akan tidur dikamarnya tanpa kamu disisinya karena tugas jaga malam.
Ada masanya kamu tidak bisa menghadiri pentas seni anakmu di sekolah karena tugas jaga pagi.
Ada masanya kamu tidak bisa menjemput anakmu pulang sekolah karena tugas jaga sore.

Dan sebagai seorang ibu kamu dengan ajaibnya akan berubah dan bisa memanage waktumu dengan baik sehingga mudah berbagi waktu kepada keluarga dan juga pasienmu.
Tentunya, setiap perawat punya pengalaman masing-masing yang unik. 

Menjadi seorang perawat berarti menjadi seorang yang tegar, tetapi juga bukan berarti tidak boleh sedih dan merasa lelah, lebih tepatnya hanya tak akan menyerah.
Berbesar hati menerima komplain, saat dirasa pelayanan kurang baik meskipun segala yang terbaik sudah berusaha diberikan.

Bohong rasanya kalau menjadi perawat tidak pernah merasa pilu.
Tak jarang hinaan dan cacian dengan mudahnya dilontarkan oleh sebagian orang yang mungkin kurang memahami profesi ini.
Mulai dari anggapan dan stigma yang mengatakan bahwa seorang perawat adalah "pembantu" , hingga sikap kasar yang kerap dihadapi saat pelayanan sedang berlangsung.

Sedih tak terungkap saat pernah membaca pemberitaan media tentang rekan sejawat yang terlibat kasus hukum ketika berusaha menyelamatkan nyawa seseorang dengan segala keterbatasan.

Tidak hanya itu, di beberapa daerah pendapatan rekan perawat juga dapat dikategorikan rendah dan belum sesuai dengan beban tugas serta tanggungjawab yang diembannya. 

Meski begitu, tak sedikit sejawat kami yang tetap bertahan dan setia pada profesi ini.
Sejatinya profesi ini adalah tentang kebaikan hati, kepedulian, dan juga tentang pejuang kemanusiaan yang saat ini banyak disebut orang sebagai  "garda terdepan".
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Label

Arsip Blog

Postingan Terbaru