Gejala Psikosomatis di Masyarakat akibat Pemberitaan Covid-19

Gejala Psikosomatis di Masyarakat akibat Pemberitaan Covid-19
99judiqq

99judiqq - Berita yang keluar setiap hari memberitakan Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 ternyata membawa dampak buruk di masyarakat.
Di lain sisi, berita sebagai konsumsi informasi publik yang diakses untuk mencari informasi-informasi penting.
Namun kehadirannya nampaknya memunculkan gejala psikosomatis di masyarakat.
Akibat pemberitaan Covid-19 yang setiap hari mengalir di media.

Hal itu menurut psikolog, Dr Novran Eka Putra yang dilansir , mengatakan bahwa selama ini media harus ikut menjaga pemberitaaan di masyarakat.
Selain itu menurutnya, masyarakat juga harus bijak dalam menyampaikan informasi dan merespon pemberitaan di media.

Karena itulah kecemasan atau ketakutam berlebihan yang terjadi di masyarakat harus segera dilawan. Sebab Covid-19 lebih mudah menyerang orang-orang yang memiliki sistem imun tubuh yang menurun akibat dari kecemasan yang berlebihan.

Hal inilah yang menyebabkan gejala psikosomatis.
Gejala ini melibatkan tubuh dan pikiran, di mana pikiran memengaruhi tubuh hingga penyakit muncul atau menjadi parah.
Yang menyebabkan rasa sakit pada tubuh, meskipun tidak ada penyakit secara fisik yang terlihat secara mata telanjang.

Wajar apabila masyarakat terkena psikosomatik di tengah wabah virus Covid-19 atau biasa disebut virus corona.
Dikarenakan virus tersebut telah menjangkiti Indonesia dan seluruh dunia, maka wajar masyarakat mengalami kecemasan dan kekhawatiran.
Tetapi tidak perlu telalu mengkhawatirkan hal itu, kita dapat melawannya dengan berpikiran positif dan menghadapinya dengan rasa optimis.


  • Kecemasan Memicu Gejala Psikosomatis


Gejala psikosomatis muncul ketika kecemasan dan kepanikan terjadi pada pikiran dan tubuh.
Respon negatif dari seseorang tehadap pemberitaan Covid-19 seperti mengakibatkan stres dan cemas berlebihan telah banyak terjadi.
Gangguan psikosomatis membuat seseorang menjadi lebih pesimis pada hidup di tengah pandemi sekarang ini. Merasa tidak punya harapan dan diikuti oleh beragam ancaman kematian.

Psikosomatis dapat menular melalui emosional, baik secara pribadi maupun ke orang lain.
Karena interaksi yang terjadi di sekitar maupun di media sosial yang dapat mempengaruhi emosi seseorang.

Lihat contohnya, di media sosial banyak yang ramai-ramai membicarakan bahayanya virus Covid-19 yang mematikan dan mengancam nyawa manusia.
Hal itu, ditanggapi seseorang dan memunculkan asumsi negatif akibat cara merespon yang tidak dipikir dengan bijak.

Respon yang menimbulkan dampak negatif itulah yang menjadikan gejala psikosomatis menyerang.
Efek yang ditimbulkan seperti batuk
batul, kepala pusing, hingga demam. Faktanya hal tersebut, disebabkan oleh rasa takut karena faktor lingkungan.
Faktor inilah yang menjadi psikosomatis mudah menjangkit.

Padahal tidak perlu panik, karena belum tentu orang yang hanya batuk-batuk atau demam biasa terjangkit virus Covid-19.
Memang, rasa takut adalah respon yang timbul pada tubuh ketika merasakan ancaman.
Akan tetapi jangan sampai dibunuh rasa takut itu sendiri.
Tetap waspada dan menjalankan protokol kesehatan serta mentaati aturan yang telah ditetapkan pemerintah.
Cara itulah yang bisa digunakan dalam menyikapi keadaan selama pandemi ini.


  • Beredarnya Berita Hoax tentang Virus Corona


Di tengah merebaknya Covid-19 yang menjangkiti hampir di seluruh penjuru dunia, sebagian warga lainnya disuguhkan dengan beredarnya berita hoax.
Menyuguhkan kebohongan yang memperparah kondisi saat ini.
Hoax ternyata menyerang psikologis seseorang, kepanikan akibat berita yang sumbernya tak jelas menjadi-jadi.
Akibatnya memberikan dampak psikosomatis yang parah.

Hoax sangat berpengaruh pada kesehatan psikis seseorang.
Hal ini menjadikan kepanikan dimana-mana.
Padahal dukungan psikis dan mental masyarakat yang kuat sangat dibutuhkan dalam menghadapi pandemi sekarang ini.

Bersamaan dengan meningkatnya kasus pasien yang terkena virus Covid-19, penyebaran berita hoax pun ikut meningkat.
Eskalasi hoax pun menjadi menyebar dan banyak dikonsumsi masyarakat.
Maraknya hoax yang berseliweran, kesemua-muanya bisa merusak masyarakat dalam menghadapi pandemi ini.

Untuk menanggulangi penyebaran berita hoax, kita perlu mengurangi intensitas membagikan berita tentang Covid-19 yang menyeramkan dan membuat panik warga.
Sangat ditekankan karena menjadi hal yang urgen di tengah arus media yang mengalir.

Selain itu, kita harus bisa memfilterisasi berita yang mana akan kita baca.
Tidak semua berita adalah fakta yang bisa dipercaya.
Karena banyak berita yang hanya dimanfaatkan untuk memperkeruh suasana dan belum jelas sumbernya.
Tapi anehnya masyarakat banyak yang percaya dan langsung membagikannya.

Dan yang penting, kita juga harus menyebarluaskan informasi dan berita yang membangun optimisme yang sangat dibutuhkan.
Meyakinkan pubik bahwa bangsa Indonesia bisa memenangkan dalam melawan virus ini.
Sekaligus melewati masa-masa sulit ini dengan bantu-membantu.

Menelan berita hoax adalah kesalahan yang sangat fatal.
Virus Covid-19 mungkin dapat membunuh nyawa seseorang.
Tapi berita berita hoax jauh lebih berbahaya karena dapat mematikan kondisi kesehatan jiwa seseorang yang berdampak pada fisik (psikosomatis).
Untuk itu, mari bersama-sama kita melawan Covid-19 dan memberantas berita hoax.


  • Cara Mengatasi Gejala Psikosomatis


Adapun cara dalam menghadapi gejala psikosomatis, seperti yang dikatakan Psikolog Klinis Universitas Islam Bandung (UNISBA) Stephanie Reihana menyebutkan, bahwa mereka yang rentan terkena psikosomatis adalah mereka yang mudah cemas, kurang mandiri, dan cenderung tertutup.
Untuk itu, ia menyarankan agar digunakan bermeditasi, beribadah, hingga mengalihkan perhatian pikiran.


Selain itu, hobi yang tidak mengakibatkan kerumunan juga bisa dijadikan alternatif.
Contohnya bermain dengan hewan peliharaan, menonton film kesukaan, mendengarkan musik, dan hal apapun yang sekiranya berdampak positif bagi tubuh dan pikiran.
Karena penyakit tidak hanya yang terlihat secara fisik, tetapi juga ada penyakit psikologis, seperti psikosomatis.

1. Beristirahat dari berita

Kebutuhan membaca berita memang sudah menjadi hal yang wajib bagi beberapa orang, tapi tak sedikit yang rela untuk sejenak meninggalkan diri dari berita-berita.
Lebih baiknya mengalihkan aktifitas yang serupa seperti membaca buku dan majalah bisa menjadi alternatif.

2. Fokus pada yang bisa anda lakukan dan pecahkan

Melihat berita seputar Covid-19 yang mengerikan, tentunya membuat seseorang akan cemas dan stres.
Tetapi kita dapat melakukan hal-hal yang masuk akal yang dapat memecahakan masalah di tengah pandemi ini.
Seperti membuat tutorial gaya hidup sehat di rumah dan bisa juga ikut berkontribusi pada komunitas yang membantu dalam menangani pandemi Covid-19.

3. Cari berita positif

Saat berita-berita buruk bertebaran di internet, kita disuguhkan untuk membacanya.
Tapi ada cara lain untuk menghindarinya, yakni mencari berita yang positif sebagai penyeimbang berita yang negatif.
Oleh karena itu, sangat penting dalam memahami jurnalisme yang baik.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Label

Arsip Blog

Postingan Terbaru