Kasus Melonjak, Pemerintah Mengembalikan Status Karantina Ketat

Kasus Melonjak, Pemerintah Mengembalikan Status Karantina
99judiqq

99judiqq - Kasus Covid-19 di Filipina melonjak tajam.
Jumlah kasus yang terdaftar lebih dari 5000 kasus.
Karena ini, total kasus pun melebihi angka ratusan ribu.

Lonjakan tajam ini tentu memprihatinkan banyak pihak.
Di balik keprihatinan itu, muncul pelbagai pendapat.
Pendapat mereka berkisar antara mengembalikan status karantina dari agak longgar kembali pada situasi yang ketat.

Pasalnya, status karantina pernah mengontrol jumlah kasus.
Memang tidak secara total menghilangkan kasus, tetapi jumlah kasus begitu minim.

Semalam, pemerintah lewat suara Presiden Duterte menyatakan pengembalian beberapa wilayah pada status karantina ketat.
Status ini disebut dengan Modified Enhanced Community Quarantine (MECQ).


Status karantina ini tidak terlalu ketat serupa dengan masa lockdown.
Yang lebih ketat disebut dengan Enhanced Community Quarantine (ECQ), dalam mana ada aturan yang begitu ketat dalam membatasi pergerakan masyarakat.
Sebalikny, dalam MECQ, pemerintah tetap membiarkan beberapa pergerakan di level masyarakat.

Akan tetapi, dalam status ini masyarakat kembali diwajibkan untuk menggunakan kartu identitas untuk keluar rumah.
Dan, tidak semua orang bisa keluar rumah.
Lalu, ada pembatasan pada angkutan umum. 

Situasi serupa terjadi di provinsi di mana saya tinggal.
Kemarin, hadir kabar yang menimbulkan pembicaraan di antara masyarakat.
Jumlah kasus meningkat drastis dalam satu hari.
Sedihnya, kasus meningkat di salah satu kabupaten yang terletak di wilayah pegunungan.
Butuh 3-4 jam untuk mencapai kabupaten tersebut.

Situasi ini mencemaskan.
Banyak orang kerap berpikir apabila kasus akan begitu gampang tersebar di wilayah kota.

Penambahan kasus ini menjadi perhatian banyak orang.
Awalnya, hanya berjumlah 20-an pasien.
Namun, kasus meningkat tajam dalam sehari saat ditemukan 9 kasus baru.

Padahal, pemerintah setempat sudah melakukan pelbagai upaya dalam mengontrol penyebaran kasus korona.
Pernah pemerintah provinsi setempat menerapkan situasi karantina begitu ketat.

Tidak semua orang boleh keluar rumah.
Ada jadwal yang diatur.
Alhasil, hanya satu kasus yang terjadi dalam rentang lebih dari dua bulan.

Situasi berubah saat pemerintah mulai membuka akses keluar dan masuk provinsi.
Walaupun aturan keluar masuk provinsi diatur oleh pemerintah provinsi, namun ada kasus yang lolos masuk wilayah provinsi.

Sejauh ini, kasus yang terjadi melibatkan orang-orang yang tiba dari luar provinsi.
Sebenarnya, mereka sudah melewatkan protokol masa karantina.
Akan tetapi, dari hasil pengecekan, ternyata mereka mempunyai gejala-gejala korona (asimtomatik).

Selain itu, beberapa dari antara pasien itu adalah para frontliners.
Para frontliners menjadi garda terdepan dalam berhadapan dengan virus korona.
Makanya, tidak heran beberapa pasien yang dinyatakan positif adalah mereka yang bekerja di rumah sakit dan di beberapa posko pengecekan korona.

Situasi begitu rumit.
Meningkatnya jumlah pasien tentu menambah beban di tubuh pemerintah.
Pihak medis pun menyerukan kepada pemerintah pusat agar mengembalikan situasi menjadi karantina ketat.

Permintaan itu terkabulkan.
Seperti terlansir dalam salah satu harian di Filipina ,mulai tanggal 3 Agustus sampai 18 Agustus, pemerintah pusat memberlakukan karantina ketat di beberapa wilayah di Filipina.

Provinsi di mana saya tinggal tidak diikutsertakan.
Namun, terdengar kabar jika pemerintah provinsi setempat mulai mengetatkan aturan agar penyebaran virus korona bisa terkontrol.

Kota Metropolitan Manila sendiri yang menjadi pusat bisnis dan politik Filipina berada dalam lingkup status karantina ketat.
Ada beberapa pembatasan yang perlu diikuti.

Memang status karantina ketat ini tidak seketat masa lockdown.
Akan tetapi, masyarakat harus mengikuti pembatasan-pembatasan tertentu.

Misalnya, beberapa tempat perbelanjaan ditutup untuk sementara waktu.
Jika keluar rumah, masyarakat diminta untuk membawa kartu identitas.

Pengembalian status ini merupakan upaya untuk meminimalisir kasus yang sementara bertambah.
Tentunya, ini tidak akan menghilangkan secara total kasus tersebut.

Terlebih lagi, jika masyarakat tidak mempunyai mentalitas yang sungguh-sungguh mensuport pemerintah lewat mengikuti protokol kesehatan dengan disiplin.

Pengembalian ke status karantina ini paling tidak bisa mengontrol penyebaran yang lebih besar.
Pengalaman sebelumnya sewaktu menerapkan masa karantina membuahkan hasil positif.
Kasus penyebaran virus korona bisa terkontrol.

Namun, situasi ini juga berhadapan dengan pelbagai konsekuensi.
Salah satu konsekuensi adalah kehidupan ekonomi masyarakat.
Menerapkan masa karantina berarti membatasi pergerakan masyarakat, termasuk dalam kehidupan ekonomi.

Maka dari itu, setiap keputusan dan kebijakan mempunyai konsekuensi masing-masing.
Akan tetapi di balik setiap keputusan dan kebijakan itu, kebaikan bersama sekiranya mendapat tempat terdepan.

Dalam mana, bukan hanya sekelompok orang yang beruntung, sementara yang lain menderita.
Setiap orang mesti merasa nyaman dan aman dari keputusan dan kebijakan yang diambil.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Label

Arsip Blog

Postingan Terbaru