Diskriminasi rokok

Diskriminasi Rokok
99judiqq

99judiqq - Mungkin tulisan ini terlambat.
Karena beberapa bulan yang lalu ramai masalah kenaikan rokok hingga 50 ribu per bungkus.
Kenapa mesti rokok? Sejahat itukah rokok kepada manusia? Bagi mereka yang tidak merokok akan mengatakan, IYA!! kalau yang ditanya perokok? MASA BODOH!! bagi perokok, merokok bukan membunuhmu tapi penghilang keresahan.
Dan yang berhak membunuh bukan rokok melainkan Tuhan.

Kalau menyimak artikel di media cetak atau internet semua berisi tentang dampak buruk merokok.
Entah untuk kesehatan atau keadaan finansial.
Jadi saya bertanya balik kepada mereka yang beropini dengan dalih sains dan observasi luar biasa.
Yah, namanya juga sains.
Menurunkan tingkat keimanan kalau terlalu mempercayainya.

Masalah sakit dan mati adalah kehendak Tuhan.
Buktinya banyak perokok yang berumur panjang di Indonesia, malah sebaliknya banyak orang yang tidak merokok malah mati muda dengan berbagai penyakit.
Itulah kekuasaan Tuhan.
Silahkan saja kalau dikatakan alibi.
Yang jelas saya sebagai perokok mengatakan bahwa rokok tidak sejahat yang diopinikan selama ini.


Kemudian masalah finansial. Balik lagi kalau orang yang mempunyai iman maka ia akan mengatakan rezeki sudah diatur sama Tuhan.
Rokok jangan dijadikan kambing hitam atas kemiskinan yang diderita manusia.
Toh, banyak orang kaya yang merokok dan banyak pula orang miskin yang tidak merokok. So?


Merokok itu kebiasaan untuk mengisi kekosongan aktivitas.
Mengeluarkan segala gundah gulana.
Teman setia untuk mengakrabkan sebuah pertemanan dan persahabatan.
Jangan mendiskriminasikan rokok dengan fitnah yang serba tidak jelas dan cenderung mengarah kebencian kepada salah satu produk yang kebanyakan dikelola oleh masyarakat Indonesia.
Petani tembakau.

Karena manusia dituntut harus adil oleh Tuhan dan alam semesta, seharusnya bukan hanya rokok yang dilabeli membunuhmu.

Gula? Yang jelas bisa bikin diabetes dan penyakit gula.
Gorengan? Tempat berkumpulnya kolesterol.
Soda? Minuman aneh bikin merusak seluruh organ tubuh manusia.

pakah mereka se-viral rokok yang bisa membunuh manusia? Tidak.
Saat makanan dan minuman jahat lain dipojokkan rak mengejek rokok yang dihina, dicaci, dihujat karena bisa mencelakakan manusia.
Sedangkan mereka yang benar-benar mencelakakan manusia malah dibiarkan adem makmur sentaosa dikonsumsi.

Tapi kenapa pemilik rokok tidak merokok? Lha ya silahkan ditanya sendiri.
Yang pasti dia tidak akan menjawab merokok menyebabkan kanker, impotensi, gangguan janin kehamilan dan bla bla bla.
Apalagi membunuhmu.
Masalah ia tidak merokok terus jangan ditafsirkan bahwa pemilik rokok mengetahui dampak buruk rokok.
Sekali lagi, rokok itu kebiasaan yang bisa dinikmati oleh mereka yang bisa menikmati rokok.
Kalau tidak bisa menikmati rokok jangan disimpulkan sesuai opini yang anda sebenarnya sendiri tidak tahu kebenarannya.

Saya pernah baca artikel yang menguak tentang misi terselubung perusahaan besar farmasi yang ingin menghancurkan perusahaan rokok.
Dan ini merupakan pertarungan politik dan ekonomi tingkat internasional.

Kemudian merambah sampai ke berbagai bidang hingga terakhir pada sisi agama yang sempat menfatwakan rokok HARAM.
Ya sekali lagi mungkin, pembaca mengatakan kalau penulis sedang melakukan pembelaan terhadap kaum perokok.
Terserah.
Silahkan saja ditafsirkan demikian.
Yang saya inginkan itu mbok toleransi. Perokok selalu didiskreditkan pada situasi apapun.
Dikucilkan.
Dijauhi.

Percuma juga kalau saya berikan alasan mengenai pembelaan terhadap rokok.
Toh, sudah pada sepakat.
Rokok Itu Buruk!! malah nanti kalau dijelaskan panjang lebar mengenai kejahatan terhadap produsen, distributor dan konsumen rokok dikira sinting, gila.
Ya begitulah manusia sekarang.
Lebih baik menang daripada benar.

Penggiringan opini tersebut sudah berhsil sehingga mutlak bahwa rokok tidak baik.
Kemudian diidentikan dengan keagamaan seseorang, bahwa mereka yang merokok itu tidak mempunyai agama atau jauh dari ajaran agama.
Macam-macam saja manusia sekarang ini.

Doktrin tersebut mulai merambah ke berbagai aspek.
Seperti yang dijelaskan di atas.
Pelajar merokok diskors dan diberikan peringatan akan dikeluarkan dari sekolah.
Pemuda merokok dilarang calon mertua karena tidak bisa melindungi tubuhnya apalagi melindungi anaknya.
Terus-menerus disangkutpautkan seolah olah rokok adalah dajjal hisap.

Merokok itu seperti mengkonsumsi gula, bukan ganja.
Kalau ganja ada zat yang memang membuat seseorang ketagihan, beda sama rokok yang bisa berhenti kapanpun mereka ingin.

Advertisment
Jadi perokok bisa menempatkan diri dan tidak keberatan jika tidak disuruh merokok.
Tanpa merasa sakau.
Perokok juga mengetahui kondisi tubuhnya, seperti halnya gula.
Kalau ia terkena penyakit diabetes ya mereka mengurangi gula, begitu juga dengan rokok.
Sekali lagi jangan mendiskriminasikan rokok!
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Label

Arsip Blog

Postingan Terbaru