99judiqq
99judiqq - Dimana-mana, anak-anak itu lbih memilih mie instan dibandingkan makanan rumahan, walau kita selalu memberikan makanan-makanan bergizi, entah makanan rumahan yang dimasak sendiri atau pergi ke restoran.
Ketika masih kecil, jika pulang dari manapun, yang dicarinya adalah mie instan.
Ah, kadang frustasi untuk melarang anak-anak untuk tidak makan mie instan.
Tetapi, ternyata memang ada waktu2 nya saja.
Kebiasaan untuk minta dibikinkan mie instan, sudah tidak dilakukan lagi, ketika mereka menuju remaja, bahkan lupa dengan mie instan ketika mereka dewasa.
Tetapi, ketika anak Tinggal di Jepang sejak tahun 2017 lalu, salah satu titipannya untuk dibawa kesana adalah mie instan!
Astagaaaaaa
Tidak mungkin aku tidak membelikan dan membawakannya! Ini pesanannya untuk di bawa ke Jepang.
Kesana untuk memeluknya dan untuk membawakan barang-barang dan pesanannya, lalu apakah ada alasan aku tidak membawakannya?
Mie instan sebenarnya tidak jelek-jelek amat, ketika kita tidak memakannya setiap hari dan setiap saat.
Bukan ketika dia dan Dennis masih kecil, setiap saat yang ditanyakan adalah mie instan.
Lagipula, toh memang sejak SMA pun, dia jarang sekali minta dibuatkan mie instan.
Sehingga, dengan senang hati aku membelikannya untuk aku bwa ke Jepang.
Eh, bukan aku menjadi longgar untuk memberikan banyak mie instan untuknya, tetapi ini adalah tanda kebahagiaanku untuk nya.
Beberapa banyak yang aku bisa bawa, dan biasanya ketika aku membuka puluhan mie instan yang dipesannya, dia pasti membaginya kepada sahabat2nya dari Indonesia.
Seperti berulang kali aku terbang ke Jepang, inilah yang terjadi.
Setelah 1 bulan dia terbang ke Jepang pada bulan Mei 2017 lalu, agen anak saya sempat ke Jakarta untuk mengurus pekerjaannya.
Dia menelponku dan mengatakan, anak saya titip untuk dibelikan berbagai rasa mie instan.
Dengan bahagia, aku langsung membeli berbagai rasa mie instan yang dipesan anak.
Kususun ke box kain untuk kuberikan pada agen, dan dibawa ke Jepang kepada anakku.
Waktu demi waktu aku terbang ke Jepang, mie instan lah yang utama yang dia pesan.
Sehingga, tanpa ditanya pun aku pasti menyiapkan mie instan cukup banyak.
Minimal 50 sampai 60 bungkus mie Instan untuk kubawa.
Bukan semuanya dia makan sendiri, tetapi dia pasti membagikannya kepada teman2nya dari Indonesia.
Seperti yang terjadi, ketika musim panas tahun 2019 aku datang dari Jakarta, besoknya dia mengundang beerapa temannya untuk berbagi makanan yang aku bawakan untuknya.
Dan, sekali lagi, justru mie instanlah yang menjadi sasaran utama,
Anak-anak itu, sahabat2 anak saya itu senang sekali mendapat mie instan dariku.
Ya mereka adalah anak-anak ku juga di Jepang. Ketika anak kita berada di rantau, dak kita menjenguk mereka, kita menjadi ibu dari mereka!
Mereka bermanja-manja dengan ku, dan aku pun memanjakan mereka, jika kita berjalan2 bersama.
Itulah anak-anak, walaupun dia sudah dewasa dan mandiri, dan sudah berumur 20 tahun, bukan berarti dia melepas sifat kekanakannya, justru jika aku ada disana, diapun kembali lagi bermanja dengan ku.
Dan saat itu, aku sangat berbahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar