99judiqq
99judiqq - Belum ada uang, tapi banyak yang harus dibayar, stres.
Dagangan laku sedikit, cari uang susah banget, capek.
Kuliah-rapat, kuliah-rapat rutinitas ini melelahkanku lama-lama.
Dapet kerja susah amat sekarang, lamar kemana-mana, gak dipanggil-panggil.
Dan masih banyak lagi keluhan yang ingin diekspresikan di dalam lubuk hati ini. Banyak orang akhirnya melihat hidup sebagai hal yang sulit untuk dijalani.
Rutinitas yang dilakukan mereka rasakan sebagai beban yang berat, sehingga beberapa diantaranya lebih memilih untuk menghindari masalah yang ada dalam kehidupan, daripada menghadapinya.
Lalu bagaimana caranya agar orang-orang seperti ini bisa menjalani hidup dengan baik meskipun mereka merasa hidupnya itu susah?
Menerima Keadaan dan Membandingkan Diri
Ketika menerima keadaan yang ada dalam hidupmu, masalah yang dihadapi mungkin akan terasa lebih ringan.
Apalagi beban dalam hati akan berkurang ketika kamu ikhlas dan bersyukur atas hidupmu.
Jujur, untuk dapat bisa sampai pada tahap menerima keadaan dalam hidupmu, itu sulit dan butuh waktu yang tidak sebentar.
Anda boleh bersedih marah, dan putus asa akan situasi yang menimpamu sekarang, tapi ingatlah bahwa hidup Anda belum berakhir dan masih ada hari esok untuk menghadapi situasi menyulitkan ini dengan lebih tegar lagi.
Apalagi jika Anda membandingkan diri.
Iya, dengan membandingkan diri dengan orang yang berada dibawahmu itu akan memberikan rasa sadar.
Bahwa masih banyak orang yang memiliki kehidupan yang lebih sulit darimu.
Selain itu Anda juga bisa membandingkan diri dengan orang-orang yang berada di atasmu.
Hal ini sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik dan bersemangat dalam menghadapi segala kesulitan serta rintangan dalam hidup.
Dengan membandingkan diri, Anda juga bisa tahu hidup Anda berada dimana sekarang, karena membandingkan diri sesungguhnya dapat digunakan sebagai tolak ukur pengembangan diri dan juga bisa membuat kita lebih bersyukur.
Menjalani dan Menikmati
Hidupku sudah susah malah disuruh menikmati, gimana maksudnya?
Yasudah dijalani saja, sambil dinikmati
Konsep ini saya temukan di organisasi saya ketika masih kuliah.
Saya merasa bahwa mengikuti organisasi itu beban menurut saya, karena sebelumnya memang belum pernah mengikuti organisasi.
Entah kapan dan siapa yang bilang seperti itu, jalani dan nikmati saja. Maksudnya mungkin seperti buatlah apa yang kamu kerjakan itu menyenangkan.
Hal ini mungkin persisnya seperti merasakan atau memberi reward pada diri sendiri ketika sudah berhasil mengerjakan sesuatu yang dirasanya itu sebuah beban pada awalnya.
Dari situ saya menerapkannya ke beberapa hal seperti, ketika selesai membuat satu paragraf untuk tugas akhir, saya pantas untuk mendengarkan musik dan nonton youtube selama 15 menit.
Ketika selesai melakukan pekerjaan berat, saya pantas mendapatkan reward berupa melakukan hal yang saya senangi seperti membaca buku atau makan ayam goreng.
Mungkin ada yang menerima dan ada yang kurang sreg dengan pendapat ini.
Tapi, menurut saya ini bisa diterapkan ke segala bentuk pekerjaan atau rutinitas yang kamu rasa itu sebuah beban.
Pemberian reward ini bisa dalam bentuk apa saja, seperti ingin curhat dengan teman, jalan-jalan, istirahat atau mungkin hanya dengan menikmati pemandangan langit biru dan awan putih.
Hal tersebut jika dilakukan bisa menurunkan stres yang kita rasakan dan membuat diri merasa nyaman dengan rutinitas yang dijalani.
Inilah konsep yang saya pahami dari menjalani dan menikmati.
Tapi mungkin ini tidak bisa dilakukan pada setiap kasus kesulitan terutama kesulitan yang parah seperti kemiskinan, hutang menumpuk, pengangguran, penyakit kronis dan lain sebagainya.
Perlu penguatan yang lebih daripada sekedar reward.
Hidup Adalah Mengurangi Penderitaan bukan Mencari Kebahagiaan
Hidup adalah penderitaan dan itu yang kaum religius selalu katakan.
Saya setuju dengan pendapat beliau.
Bahwa hidup adalah penderitaan atau lebih tepatnya yang sering kita dengar adalah hidup adalah ujian.
Jika kita menganggap bahwa hidup adalah penderitaan, maka hal yang harus dilakukan adalah mencari cara agar penderitaan itu berkurang.
Tetapi manusia itu selalu terjebak pada konstruksi bahwa hidup itu harus bahagia. Hidup itu mencari kebahagiaan.
Di sinilah yang menjadi perangkap besar dalam kehidupan manusia, yang membuat kita menjadi lemah dalam menghadapi ujian ataupun penderitaan.
Karena lebih baik menilai hidup itu berat daripada menilai hidup hanya mencari kebahagiaan.
Karena jika menilai hidup itu mencari kebahagiaan, maka kita akan terperangkap dalam ekspetasi yang jika sering tidak terpenuhi malah membuat kita selalu kecewa dan menderita.
Sedangkan, jika menilai hidup adalah penderitaan, maka kita akan semakin berusaha untuk mengurangi penderitaan itu dan menganggap hidup adalah sebuah tantangan.
Dengan mengubah perspektif kita dengan menilai hidup untuk mengurangi penderitaan, maka ini akan berdampak baik pada individu dalam menghadapi setiap kesulitan yang ada.
Kita akan semakin keras dan disiplin pada diri sendiri untuk bisa menghilangkan penderitaan yang kita rasakan serta menjalani ujian hidup ini dengan sebaik-baiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar