99judiqq
99judiqq - Begitu pentingnya sebuah pendidikan membuat sebagian orang rela berkorban meski tantangan berat menghadang.
Lihatlah Sartika salah seorang mahasiswi di kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan terpaksa harus memanjat pohon agar mendapatkan signal untuk mengikuti perkuliahan online.
Kami sengaja mengunggah di Instagram curhatan kami mahasiswa di kampung ini yang harus bertaruh mencari signal demi menyelesaikan tugas kuliah.
Apa yang diungkapkan itu sebagai bentuk perjuangan demi sebuah pendidikan di masa Pandemi Covid-19. Pendidikan adalah bagian paling penting bagi generasi muda sebagai pilar menuju masa depan.
Menjawab tantangan
Tantangan bangsa dan negara saat ini adalah memaksimalkan pendidikan melalui daring.
Beberapa waktu lalu Mas Nadiem Makarim pernah berkata bahwa penunjang pendidikan dan kunci pemerataan pendidikan di Indonesia adalah pembenahan listrik dan internet.
Nah, itu adalah tantangan buat pemerintah, apakah bisa memenuhinya?. Kalau penulis boleh menjawab, sangat sulit.
Pemerintah sampai saat ini penulis lihat sulit memenuhi pemerataan penggunaan listrik dan internet.
Masih ditemukan di berbagai daerah terpencil yang tidak punya listrik, dan sarana internet.
Hal itulah yang membuat sulit menerapkan proses belajar daring atau internet.
Inovasi melalui pembelajaran melalui daring memang jitu dan modern, tapi pemenuhan kebutuhan akan listrik dan internet di daerah yang sulit, hingga pada akhirnya bukanlah sesuatu yang baik menerapkan pembelajaran melalui daring.
Saatnya pemerintah didesak menembus batas bagaimana bisa menerobos daerah-daerah terpencil di Indonesia agar memiliki akses internet dan listrik.
Pemerintah harus berani melawan tantangan ini.
Anggaran pun disiapkan demi kepentingan rakyat.
Semua itu bisa terwujud, asal pemerintah serius dan bekerja keras untuk itu.
Miris
Betapa miris melihat kondisi itu karena perjuangan yang harus dilakukan mahasiswi tersebut.
Karena tindakan itu, bisa jadi terjadi kecelakaan kepada mereka ketika memanjat pohon demi sebuah pendidikan.
Sangat memungkinkan mereka terjatuh terpeleset maupun ranting pohon patah dan mencelakakan mereka.
Pemerintah kita harus melihat situasi ini sebagai sebuah kekurangan dalam dunia pendidikan.
Tak terbayangkan memang di tengah era modern, usia kemerdekaan Indonesia berjalan 76 tahun, tetapi pendidikan kita belum merata.
Cita-cita menuju pada Indonesia Emas tahun 2045 sepertinya sulit tercapai bila melihat pendidikan kita belum merata.
Mengikuti perkembangan zaman dan teknologi pun kita masih gagap dengan adanya kekurangan sarana listrik dan internet.
Miris memang miris situasi kita saat ini.
Semua sudah serba digital, tinggal sedikit lagi yang masih memakai kerja manual.
Akan tetapi, kita bangsa Indonesia belum bisa mengimbangi sistem teknologi berbasis internet itu.
Beragam fakta yang beredar sudah sangat banyak dimana kesulitan siswa dan mahasiswa mendapatkan akses belajar melalui internet di daerah mereka masing.
Semoga pemerintah berani menjawab tantangan itu.
Menjawab kemirisan yang dialami mahasiswi itu.
Apa yang diinformasikan ini wajib jadi pemberitahuan bagi pemerintah bahwa kita masih penuh kekurangan dalam bidang pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar