Kerjasama Binus dan Erasmus Wujudkan Ekosistem Wirausaha Kampus

Binus University berkolaborasi dengan Beehive Project yang didirikan Erasmus+ Programme for Capacity Building in Higher Education menggelar Beehive Label Conference yang diselenggarakan di Binus University Kampus Anggrek, Jakarta (10/4/2019).
99JudiQQ

Bina Nusantara ( Binus) University bekerja sama dengan Beehive Project yang didirikan Erasmus+ Programme for Capacity Building in Higher Education menggelar "Beehive Label Conference" yang dilakukan di Binus University Kampus Anggrek, Jakarta (10/4/2019).

Konferensi ini membahas dan memberikan pencerahan mengenai entrepreneurial university concept, best practices penerapan ekosistem kewirausaan pada beberapa perguruan tinggi di Eropa, hingga penerapan online learning dalam mendukung pembelajaran kewirausahaan.

Acara ini dihadiri pimpinan Binus University, perwakilan Erasmus dan Beehive Project, serta perwakilan universitas peserta yang berasal dari Indonesia, Yunani, Islandia, Bulgaria, Italia, Irlandia, dan Filipina.

Beehive Project memiliki tujuan membangun ekosistem kewirausahaan berbasis universitas yang berguna di dua negara Asia yaitu Indonesia dan Filipina.

Selain itu Beehive meningkatkan kemampuan entrepreurship mahasiswa dan lulusan untuk menciptakan lapangan kerja yang dalam jangka panjang akan memiliki berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat serta ekonomi berbasis pengetahuan di kedua negara tersebut.

Sebagai perguruan tinggi yang berorientasi memunculkan lulusan dengan keahlian entrepreneurship yang tinggi, Binus University memiliki komitmen untuk berinovasi dalam menaikan kualitas pendidikan, terutama dalam mempersiapkan generasi muda yang siap bersaing menghadapi revolusi industri 4.0.

Selain sistem pendidikan yang terus disempurnakan, kolaborasi dengan partner industri serta organisasi di dalam dan luar negeri juga tidak kalah penting untuk menciptakan suatu ekosistem yang memperkuat entrepreneurship baik untuk mahasiswa, lulusan, maupun lembaga.

Program 3+1 BINUS UNIVERSITY mempersiapkan lulusan berkualitas, berwawasan global dan memiliki kemampuan praktis yang tinggi.

Program ini memiliki sistem belajar selama tiga tahun di kampus dan 1 tahun mengambil salah satu dari lima enrichment yaitu: internship, community development, research, study abroad (kuliah di luar negeri), entrepreneurship (start-up business).

Share:

Bertolak ke GBK, Jokowi Terjebak Macet saat di Tebet.

Capres petahana Joko Widodo terjebak macet di Tol Dalam Kota Jakarta saat hendak menghadiri Konser Putih Bersatu di GBK Jakarta, Sabtu (13/4/2019).
99JudiQQ

Iring-iringan kendaraan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo, Sabtu (13/4/2019), terkena macet di tengah jalan.

Berdasarkan pantauan, awalnya Jokowi bertolak dari kediamannya di Paviliun Bayu Rini, Istana Presiden Bogor, Sabtu siang.

Jokowi hendak menuju kawasan Senayan, Jakarta demi datang ke acara rapat umum dengan tajuk Konser Putih Bersatu.

Saat iring-iringan sudah di daerah Tol Dalam Kota, tepatnya di kawasan Tebet, iring-iringan kendaraan Jokowi berhenti karena kondisi jalanan macet.

Tiba-tiba, di tengah kepungan kendaraan, seorang bapak-bapak melintas di depan kendaraan yang ditumpangi Jokowi.

"Bapak itu kayaknya sudah tahu ada Pak Jokowi di antara mobil. Dia itu seperti mencari-cari mana Pak Jokowi di mana," ujar salah seorang staf Jokowi yang ikut rombongan.

Sadar mengenai gelagat bapak itu, Jokowi pun membuka kaca mobil dan menyapanya.

"Bapak itu kaget, langsung nyamperin mobil Bapak (Jokowi) dan bersalaman," lanjut dia.

Jokowi pun menutup kaca mobilnya dan melanjutkan perjalanannya.

Jokowi rencananya bertolak ke GBK dari salah satu hotel dekat lokasi tersebut.

Share:

Bahaya Arogansi Orangtua Perokok

Menyoal Bahaya Arogansi Orangtua Perokok
99judiqq

99judiqq - Jagat Twitter baru-baru ini dihebohkan dengan video viral "satu keluarga merokok untuk menghalau corona", berita lengkapnya bisa dibaca di sini.
Lebih mirisnya lagi, dalam video itu bukan hanya orang dewasa tapi anak-anak dibawah umur juga ikut dilibatkan.
Meskipun rokok yang dihisap "diklaim" sebagai rokok herbal, tetap itu bukan tindakan yang sepatutnya dilakukan orang tua.

Saya pribadi tidak habis pikir, bagaimana bisa dalam benak seseorang mengambil kesimpulan bahwa merokok dapat menghalau corona? Padahal kalau kita bicara riset, perokok justru lebih rentan terhadap virus ini karena jelas mengganggu sistem pernafasan.
Tanpa kita perlu paparkan data resiko merokok, perokok pun pasti sudah paham dengan bahaya merokok.

Tanpa bermaksud mendiskreditkan perokok-karena tentu merokok adalah hak masing-masing pribadi, tetapi poin pembahasan saya dalam artikel ini lebih kepada permasalahan orang tua perokok dalam pengertian arogan.

Perlu saya garis bawahi, pengertian arogan disini lebih kepada sikap ketidakpedulian orang tua ketika merokok di dekat anaknya, terutama anak dibawah umur.


Karena menurut saya ini jauh lebih berbahaya dibanding kita bicara bahaya merokok, yang biasanya akan berakhir dengan perdebatan yang tak ada ujungnya.
Karena sekali lagi, masalah rokok itu masalah multidimensi, melibatkan banyak faktor didalamnya.

kita tidak bisa menampik bahwa seseorang yang kecanduan merokok, tak jauh beda dengan kecanduan narkotika misalnya.
Sebuah kebiasaan yang menjadi candu dalam artian negatif, punya resiko negatif juga. Begitu juga sebaliknya, bila kencanduan dalam arti positif, misal menulis-membaca, maka output-nya pun juga positif.

Orangtua, Anak Anda Bukan Korban Egomu!

Entah sudah berapa kali saya menyaksikan orang tua yang merokok di sebelah anaknya, terutama anak yang masih kecil.
Salah satu kasus diatas tadi, adalah dampak terburuk dari arogansi orang tua perokok.
Padahal sebagai orang tua, diskresi diri sebagai perokok juga memegang peranan penting.

Pemandangan orang tua yang merokok di dekat anaknya yang masih kecil ini bisa kita jumpai di manapun, tidak terbatas pada golongan tertentu saja.

Di salah satu kedai kopi yang cukup terkenal, saya juga pernah melihat ayah yang merokok di sebelah anaknya yang masih kecil, sedangkan sang anak sibuk bermain gadget.

Jadi bila bicara faktor, sebetulnya kita tidak bisa menarik kesimpulan bahwa ini disebabkan oleh keadaan ekonomi atau tingkat edukasi seseorang, tapi lebih karena kurangnya kesadaran atau "awareness" dari orang tua perokok ini.

Padahal jika benar perokok pasif lebih berbahaya dari perokok aktif, seharusnya orang tua menyadari hal ini sepenuhnya. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, kesadarannya justru dikesampingkan.

Bila bicara resiko terkena paparan asap rokok pada anak, intensitasnya jauh lebih tinggi dibanding paparan terhadap orang dewasa, mengingat anak-anak masih dalam tahap pertumbuhan dan cukup rentan penyakit.
Pada anak-anak resikonya jauh lebih besar seperti pneumonia, meningitis (radang selaput otak), bahkan resiko kematian bayi mendadak.

Saya pribadi sangat mengapresiasi orang tua (terutama ayah) yang mau meninggalkan kebiasaan merokok ketika dia menikah.
Ada beberapa teman di kantor tempat saya kerja dulu yang juga berhenti merokok setelah nikah, ayah saya pun juga melakukan hal yang sama.

Beberapa teman yang masih bertahan merokok, biasanya hanya merokok di tempat kerja, sedangkan ketika pulang ke rumah dia sudah berganti pakaian yang dibawa sebelumnya.
Tentu saja karena di rumah ada anaknya yang masih kecil.

Kesadaran atau "awareness" ini sebetulnya adalah kuncinya.
Bila ukurannya adalah demi tumbuh kembang anak yang maksimal, tentunya sikap egois semacam itu bisa dikesampingkan.
Anak-anak ini belum bisa memahami dampaknya, dan sudah selayaknya untuk tidak dijadikan "korban" keegoisan orang tuanya.

"Mengajarkan" bukan "Mencontohkan"

Anda yang mungkin sering memperhatikan acara "stand up comedy" Pandji Pragiwaksono, akan tahu cerita pengalamannya bagaimana dia tidak merokok meskipun orang tuanya perokok.
Narasi ceritanya kira-kira begini ; Pandji saat itu melihat ibunya merokok di depan teras, karena penasaran dia menanyakan bagaimana rasanya merokok, si ibunya menyuruh pandji mencoba dan dia terbatuk-batuk.

Bila kita bedah, sebetulnya cara "mengajarkan" tidak harus se-ekstrem itu, itu hanya salah satu contoh saja. Karena sebetulnya masa anak-anak ini masa dimana mereka belum dapat memilah apa yang baik dan buruk. Sehingga disitulah peran "mengajarkan" memegang peranan penting. Contoh tadi memberi sedikit gambaran, bahwa ketika Pandji sebagai anak kecil tahu bahwa rasanya merokok itu menyakitkan, memori itu akan melekat padanya sampai dewasa, sebagai akibatnya dia tidak merokok. Sederhananya begitu.

Edukasi dini soal rokok itu sama pentingnya dengan edukasi seks dan narkoba pada anak.
Beberapa orang tua jaman dulu, terutama orang tua gen x pasti dilarang untuk membicarakan masalah yang dianggap tabu oleh orang tuanya.

Sebagai akibatnya, anak-anak yang tidak mendapatkan pengajaran sejak kecil, ketika dia dewasa bisa melakukan hal-hal yang kebablasan, sebagai contoh hamil diluar nikah misalnya.
Bagaimana tidak kebablasan, kalau orang tuanya justru tidak mengajarkan pendidikan seperti itu sejak dini pada anak? Jadi ya jangan salahkan anaknya.

Harapan saya, bagi orang tua perokok yang punya anak kecil khususnya, bisa lebih "aware" dengan siapa yang ada di sekitarnya.
Kita harus sama-sama menyadari, bahwa anak-anak bukan korban dari keegoisan kita. Dan sudah sepatutnya begitu.

 "Merokok adalah pilihan, Berhenti adalah mindset."
Share:

Cara Belajar yang Menyenangkan untuk Anak

Cara Belajar yang Menyenangkan untuk Anak
99judiqq

99judiqq - Liburan Pandemi Corona siswa SD tidak kalah sibuk dibanding dengan siswa SMP, SMA bahkan mahasiswa.
Di SD pun siswa di berikan Pekerjaan Rumah (PR) yang banyak sekali melalui bahan latihan kalau dulu sering di sebut Lembar Kerja Siswa ( LKS).
Sebelum libur corona guru memberikan tanda tiap lembar untuk di kerjakan per hari selama liburan.

Hari pertama liburan anak- anak semangat sekali mengerjakan tugas yang di betikan guru , ada yang mengerjakan kelompok, ada yang ikut bimbel, dan ada pula yang dikerjakan orang tua.
Ketika corona belum seheboh penyebaran seperti sekarang ini mungkin orang tua masih tenang ketika anak mengerjakan di luar rumah berkelompok dengan teman- temannya.
Tetapi karena sudah harus social distancing kemudian orang tua meminta untuk dikerjakan sendiri di rumah.
Seperti yang di lakukan anak saya.

Setiap selesai sholat isya tugas dirumah menjadi guru dadakan tiba.
Itu bukan semudah yang kita bayangkan , apalagi si anak pasti lebih manja dan ketika orang tua yang mengajar atau membantu, si anak terasa menyepelekan dan semua harus ibu yang mengerjakan.
Dan ada saja alasan untuk malas mengerjakan.

Apa yang harus dilakukan?

Kalau cara yang saya terapkan adalah kita membalik biarkan anak menjadi guru dan kita menjadi murid.
Ana di beri waktu untuk membaca kemudian mempraktekan semua yang dia serap dengan cara menjelaskan seolah olah dia adalah guru dan kita adalah murid , ketika ada kekurangan dari penjelasannya kita biarkan dulu kemudian kita membuat pertanyaan pertanyaan ringan sebagai jawaban atas penjelasan anak yang kurang , kemudian anak di minta menjawab.


Kemudian setelah penjelasan materi selesai kita kasih tepuk tangan agar si anak merasa senang.
Kemudian saat mengerjakan soal kita biarkan dulu si anak mengerjakan , pasti akan ingat jawaban dari apa yang di jelaskan.

Ketika bertemu soal yang si anak tidak bisa menjawab.
Kita pancing kepada jawaban yang mendekati, walaupun kita sudah tahu tetapi jangan langsung menjawabnya.
Biarkan mereka berusaha sendiri.
Baru ketika tidak ada di materi kita bantu menjawabnya.

Karena ketika kita menjawab semua soal mungkin bisa tetapi bagaimana dengan si anak nanti, tidak ada yang membekas di pikiran mereka.
Walaupun kadang lupa tetapi setidaknya pernah mengerjakan dan pernah membaca materi tersebut.

Sehingga secara tidak langsung kita juga mengajarkan tentang kreativitas anak dan kemampuan menyerap pelajaran dan cara berfikir anak.
Share:

Bagi Pemerintah Lockdown Cuman Habiskan Uang Negara

Bagi Pemerintah Lockdown Cuman Habiskan Uang Negara
99judiqq

99judiqq - Sejak awal kehadiran sebuah negara harus dicurgai, perpolitikan yang hanya mengurangi kestabilan politik hingga rusaknya demokrasi itu terjadi karena kapitalisme yang dilakukan pemerintah.
Akhirnya akan menimbulkan opini hanya mementingkan kepentingan pribadi.

Bagi pemerintah pindah ibu kota itu kebutuhan yang disandar pada kepentingan masyarakat, padahal pindah ibu kota hanya akan memperkeruh ekonomi Republik. 

Pada akhirnya melakukan keinginan yang seharusnya atas permintaan rakyat untuk lockdown demi kepentingan bersama agar terhindar dari wabah virus mematikan dan meminimalisir kemungkinan terburuk yang terjadi, tetapi pemerintah Ragu dan tidak kunjung menanggapi.

Faktanya proyek pindah ibu kota tetap masih jalan dan habiskan uang triliyunan rupiah, tetapi untuk lakukan lockdown dengan menjamin kebutuhan rakyat, pemerintah ragu dan hanya menghimbau tanpa melakukan lockdown.
Padahal tugas utama pemimpin adalah membantu dan melindungi rakyat.

Masyarakat akhirnya tidak mendengar, tidak menaati himbuan, itu disebabkan masyarakat harus mencari nafkah, akhirnya banyak kafe-kafe yang masih melakukan aktivitas, lalu pemerintah menyalahkan Masyarakat, tanpa memberi Masyarakat dana bantuan untuk ringankan keadaan masyarakat menetap dirumah saja.

Pemerintah mengangap sepele semenjak wabah ini hadir di republik.

Dilema ini kian dirasa masyarakat, bahwa tidak ada perlindungan, pemerintah tidak prioritas kesalamatan rakyat, opini yang timbul pun itu karena informatif berita dari pemerintah tidak dapat dipercaya, aktual namun belum tentu kebenaranya.

Ketika pindah ibu kota pemerintah bisa dilakukan dan cukup dengan persiapan dana pembangunan, dan ketika lockdown itu berat di Indonesia, negara luar seperti, turki, Malaysia, Philipina, dan india menerapkan sistem lockdown dengan memberi data bantuan kepada masyarakat.
Diindonesia malah sebaliknya, tidak lockdown tapi meminta bantuan dari rakyat.

Faktanya dalam berita , 25 Maret 2020, pemerintah buka rekening khusus bagi masyarakat ingin berdonasi penanganan Corona.

Kita ingin agar supaya ketika kepentingan memang dibutuhkan masyarakat, pemerintah hadir untuk megayomi dan memberi rasa aman, karena kehadiran pemerintah ada perwakilan rakyat yang dipercaya untuk melindungi sebuah negara dan masyarakat itu sendiri.

Mari hidupkan demokrasi kembali, mari berjuang untuk kepentingan bersama agar republik bebas dari kekacauan dan merajut kembali kesejahteraan.
Share:

Vitamin C Bisa Didapat dari Bahan Makanan, Tak Harus Berupa Suplemen

Vitamin C Bisa Didapat dari Bahan Makanan, Tak Harus Berupa Suplemen
99judiqq

99judiqq - Beberapa kebutuhan pokok di rumah sudah habis, maka aku pun memutuskan belanja di toko dekat rumah saat siang hari.
Pembeli saat itu sepi, beberapa rak mulai kosong, di antaranya suplemen vitamin C beberapa merk terkenal.

Pemandangan serupa juga kutemui di apotik dekat rumah.
Ketika aku menuju sebuah apotik membeli salep, rupanya apotik itu menerapkan social distance.
Kami hanya dilayani di loket, tidak bisa masuk ke dalam.
Di depan loket ada kertas berisikan pengumuman, suplemen peningkat kekebalan tubuh sudah habis.

Di depanku ada seorang ibu yang nampak kebingungan.
Ia menyebutkan beberapa merk suplemen vitamin C yang terkenal yang dijawab dengan gelengan kepala oleh staf apotek dan jawaban tidak ada.
Staf tersebut kemudian menyebutkan merk suplemen vitamin C lainnya dan menyebutkan jumlah pembeliannya dibatasi.
Ibu pun setuju apalagi ia mendengar suaminya berkata di apotek lain juga kosong.

Nasib suplemen mungkin nanti bakal mengikuti antiseptic yang semakin sulit dicari atau harganya lebih mahal daripada hari biasanya.
Tapi sebenarnya mereka tak perku cemas untuk suplemen vitamin C karena sumber vitamin C di makanan cukup banyak dan lebih mudah dicari. Terutama dalam buah-buahan.

Dosis vitamin C yang diperlukan oleh tubuh seharinya untuk kaum dewasa sekitar 75 sampai 90mg.
Dosis untuk anak-anak jelas lebih rendah.
Biasanya untuk pengobatan atau pemulihan kesehatan baru dosisnya ditambah. 
Tapi jika berlebihan maka ia akan dikeluarkan lewat urine.
Bagi kalangan tertentu kelebihan vitamin C  malah bisa mengakibatkan kram perut, diare, mual dan sebagainya.
Karena dosisnya sebenarnya tidak banyak maka sehari bisa dipenuhi dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran.
Contohnya adalah jeruk, mangga, strawberry, nanas, kiwi, pepaya, jambu biji,leci, markisa, kedondong, dan masih banyak lagi. Untuk sayuran bisa didapat dari paprika, kembang kol, dan brokoli.

Banyak kan pilihan bahan makanan yang kaya akan vitamin C?! Jadinya tak perlu kuatir jika kehabisan suplemen vitamin C.
Tak perlu juga memborong suplemen begitu banyak.
Cukup dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran setiap harinya.
Rempah-rempah seperti jahe dan serai wangi juga mengandung vitamin C lho.
Share:

Cegah Covid-19 Berbagai Sekolah Lakukan Penyemprotan Disinfektan dan Pasang Baliho

Cegah Covid-19, Berbagai Sekolah Lakukan Penyemprotan Disinfektan dan Pasang Baliho
99judiqq

99judiqq - Upaya di berbagai sekolah untuk memutus sebaran Covid-19, dilakukan berbagai cara mulai dari penekanan perilaku hidup bersih dan sehat, penyemprotan disinfektan, dan sosialisasi pencegahan penyebaran Covid-19 dengan Baliho dan poster.

Disaat para peserta didik belajar di rumah, di berbagai sekolah  serentak melakukan penyemprotan disinfektan.
Penyemprotan yang dilakukan melibatkan staf dan guru di sekolah masing masing dengan menggunakan peralatan dan bahan secara mandiri oleh sekolah, ada  juga yang mengandeng PMI setempat.

Penyemprotan dilakukan di semua ruangan sekolah baik didalam kelas maupun lingkungan sekolah secara keseluruhan.
Selain mengadakan penyemprotan sekolah sekolah juga menyiapkan tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dibeberapa area sekolah.
Selain itu phak sekolah juga memberikan sosialisasi tentang Covid-19 dengan mengunankan group group WA kelas maupun menggunakan baliho, poster yang dipasang di sekolah masing masing.

Seperti halnya poster yang dibuat di SMKN 2 Slawi, dalam poster ini beberapa pesan disajikan dengan gambar diharapakan bisa memberikan edukasi kepada warga sekolah dalam pencegahan penyebaran covid-19.

Pesan yang ada dalam poster tersebut diantaranya: 

  • 1. Pengertian apa itu virus corona 
  • 2. gejala virus corona meliputi: deman, batuk pilek, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, letih lesu 
  • 3. lima pencegahan virus corona meliputi: sering cuci tangan pakai sabun, tetap tinggal di rumah dan banyak berdoa, jaga jarak dan hindari kerumunan, tidak berjabat tangan, pakai masker jika sakit atau berada di tempat umum.


Sementara itu di SMA Negeri 1 Petarukan pemalang juga membuat baliho untuk memberikan edukasi warga sekolah bertemakan "Bersama Lawan Corona" dengan pesan yang ditulis  stop sebar Corona, pakai masker saat sakit, cuci tangan, olah raga, di rumah saja,  tidak bersalaman dulu, hindari kerumunan, dan makan bergizi.

Sedangkan di SMAN 1 Margasari Tegal , dalam sosialisasi kepada warga sekolah membuat poster bertemakan "Waspada Virus Corona".
Dalam poster tersebut berisi pesan tentang: 

  • 1. apa itu corona virus 
  • 2. gejala klinis meliputi deman, batuk pilek, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, letih lesu 
  • 3.pencegahan yaitu makan dengan gizi yang seimbang, rajin oleh raga dan istirahan cukup, makan makanan yang dimasak sempurna, dan jangan daging dari hewan yang berpotensi menularkan.


Tidak merokok, cuci tangan pakai sabun, jaga kebersihan lingkungan, gunakan masker jika batuk atau tutup mulut dengan lengan atas bagian dalam, bila demam dan sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan, dan jangan lupa berdoa.

Semoga upaya upaya yang dilakukan dari berbagai sekolah ini, mampu memberikan edukasi kepada masyarakat dan mampu mencegah penyebaran covid-19.

Putus Penyebaran Corona, Polisi Gunakan Kendaraan Water Cannon untuk Semprot Disinfektan
Share:

Tolonglah Dokter Kita, Supaya Kita Juga Tertolong

Tolonglah Dokter Kita, Supaya Kita Juga Tertolong
99judiqq

99judiqq - Bersatu melawan penyebaran virus Corona.
Syarat persatuan adalah kepercayaan.
Dan kepercayaan timbulnya dari kejujuran.

Premium non nocere' adalah prinsip seorang dokter.
Maknanya 'first, do no harm'.
Seorang dokter mengabdikan hidupnya untuk kesejahteraan pasien, semenjak sumpah tersebut diikrarkan.

Namun bagaimana bisa seorang dokter mengaplikasikan sumpah tersebut manakala pasien tidak dapat diajak kerja sama?

Dengan ketidakjujuran dalam proses anamnese, tanya jawab, maka hal tersebut bakal mengarah ke suatu misdiagnosis (salah mendiagnosis) atau diagnosis yang tidak tepat.
Alhasil terapi yang diberikan juga akan tidak sesuai dengan apa yang semestinya.


Mari bersama para dokter dan petugas medis yang sedang berjuang di garda terdepan.
Kita bergotong-royong, bahu membahu, bersatu.

Maka yang terutama dapat kita lakukan adalah jangan membohongi diri sendiri.
Berterus-teranglah kepada para petugas medis.
Kedua yang tak kalah penting, mari selamatkan para dokter dan petugas medis dengan melengkapi mereka dengan alat pelindung diri (APD) yang memadai.
Agar mereka bisa menolong kita.

Soal keterus-terangan pasien. Jangan bohongi dokter.
Tak perlu malu.
Ini bukan aib.
Sampai-sampai kalangan kedokteran ada yang berkampanye lewat medsos agar janganlah membohongi mereka.

Jangan membohongi saat dokter atau petugas medis menanyakan: keluhan Anda, riwayat sakit Anda dan riwayat perjalanan Anda.
Ini adalah bagian dari diagnosa awal yang penting.

Penting buat penanganan yang tepat bagi pasien itu sendiri.
Beberapa petugas medis sempat kewalahan dan sedih tatkala menghadapi pasien Covid19 yang awalnya enggan bahkan tidak mau mengakui dirinya terpapar virus Corona.
Penanganan yang tepat kerap jadi terlambat lantaran ulah pasien itu sendiri.

Jangan lupa, setiap dokter dan petugas medis yang ada di rumah sakit juga punya keluarga.
Saat kita berbohong tentang hal-hal di atas, dampaknya mereka bersama keluarganya semua juga terancam jadinya.

Mengenai ketersediaan APD (alat pelindung diri). Ingat khan saat naik pesawat.
Sebelum tinggal landas, kita diingatkan mengenai prosedur keselamatan, pasang oksigen anda sendiri dahulu baru membantu lainnya (termasuk membantu anak Anda).

Prinsipnya, Anda tidak bisa membantu kalau Anda sendiri celaka.

Ingatlah, para dokter dan petugas medis bisa menolong para pasien hanya jika mereka sendiri dalam kondisi sehat.
Kalau mereka sakit, atau malah terjangkit, bagaimana mereka bisa menolong? Tambah runyam bukan?

Sampai akhirnya Ikatan Dokter Indonesia pada tanggal 27 Maret 2020 lalu mengeluarkan Pernyataan Bersama Organisasi Profesi yang isinya begini (dikutip lengkap) :

"Kami organisasi profesi yang terlibat dalam penatalaksanaan pasien dalam kondisi wabah COVID-19 menyampaikan pernyataan sebagai berikut:

Dalam kondisi wabah saat ini kemungkinan setiap pasien yang kami periksa adalah orang dalam pemantauan (ODP) atau pasien dalam pengawasan (PDP) atau pasien COVID-19)
Jumlah tenaga kesehatan yang terjangkit COVID-19 semakin meningkat bahkan sebagian meninggal dunia.
Setiap tenaga kesehatan berisiko untuk tertular COVID-19.
Maka, kami meminta terjaminnya Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai untuk setiap tenaga kesehatan.
Bila hal ini tidak terpenuhi maka kami meminta kepada anggota profesi kami untuk sementara tidak ikut melakukan perawatan penanganan pasien COVID-19 demi melindungi dan menjaga keselamatan Sejawat.
Karena Sejawat yang tertular COVID-19, selain akan jatuh sakit, akan berdampak pada terhentinya pelayanan penanganan kepada pasien serta dapat menularkan kepada pasien."

Pernyataan bersama organisasi profesi ini ditandatangani oleh Dr.Daeng M. Faqih,SH,MH. Sebagai pihak yang mengetahui dan menyetujui.

Masuk akal juga dan wajar sekali permintaannya.
Para dokter dan petugas medis sejauh ini sudah membuktikan diri merekalah yang terdepan berperang melawan serbuan virus Corona.

Permintaan ini lebih terdengar sebagai jeritan hati melihat sejawatnya yang terpapar bahkan akhirnya gugur.
Akibatnya tak ada yang bisa menolong pasien, dokternya sudah meninggal lebih dulu.

Kita tidak bisa dan tidak boleh membiarkan mereka berperang tanpa alat perlindungan diri yang layak.
Bisa mati konyol itu namanya.

Ibaratnya, mereka siap berperang dengan zirah dan senapan yang lengkap, bukan dengan nyeker sambil bawa pisau lipat untuk melawan senapan mesin otomatis dan jet tempur.
Misi bunuh diri itu namanya.
Dan terbukti sudah banyak tenaga medis yang terpapar, bahkan sampai menghembuskan nafas terakhirnya.

Ini tidak bisa dibiarkan.
Paling tidak kita, gerakan masyarakat sipil, juga bisa membantu mereka bertempur di garis depan.
Juga dengan tidak mengadu-domba mereka dengan siapa pun.
Entah dengan pemerintah, maupun dengan ormas mana pun yang semestinya menjadi mitra penyokong.
Saling menunjang.

Jadi dengan dikeluarkannya pernyataan IDI tersebut, bukanlah berarti bahwa dokter melanggar sumpah dokter yang diikrarkannya.
Tetapi memang pada prinsipnya jika dokter berkehendak untuk membantu orang lain, maka hal pertama yang harus dilakukan oleh dokter adalah memastikan dirinya aman terlebih dahulu.
Sehingga pertolongan pun dapat dieksekusikan secara maksimal.

Mari kita bersatu padu, tinggalkan pikiran negatif dan segala caci-maki.
Hampir semua tenaga medis yang ada sudah lelah dan dalam kondisi tertekan.
Mereka memikirkan para pasiennya dan sekaligus keluarga mereka masing-masing.
Serentak sekaligus pada momen yang bersamaan.
Stress.
Apalagi dalam kondisi kekurangan APD.

Mari saling support, saling menyemangati, saling mengingatkan, silih asah, silih asuh, silih asih.
Mari tolong dokter dan para petugas medis kita dengan APD, supaya mereka juga bisa menolong kita dan keluarga kita.

Tiongkok mampu membangun rumah sakit khusus untuk menangani Covid19 dalam waktu 10 hari, tapi untuk mendidik dan membentuk seorang tenaga medis, khususnya dokter, memerlukan waktu kurang lebih 10 tahun.

Tuhan menyayangi umatnya, Indonesia akan diberkati luar biasa.
Mari bersatu dalam doa dan karya.
Share:

Kepatuhan warga adalah kunci kemenangan

Kepatuhan Warga, Kunci Memenangkan "Peperangan"
99judiqq

99judiqq - Penyebaran Covid-19 di Indonesia, semakin hari semakin meningkat.
Baik berupa jumlah kasus terjangkit, maupun yang meninggal.
Tertinggi terjadi di Ibukota negara, DKI Jakarta, dibandingkan beberapa Provinsi di Indonesia yang sudah dinyatakan terjangkit.

Data ini dapat dengan mudah diakses pada berbagai situs resmi yang telah tersedia. Lengkap dengan peta sebarannya.

Secara global pun datanya dapat dengan mudah diakses.
Dimana saat ini sudah hampir 200 negara yang terjangkit.
Baik negara maju, maupun negara berkembang.
Baik negara kaya, maupun negara miskin.
Virus ini tak mengenal tentang itu.
Hal yang sama juga pada jabatan, profesi, serta kekayaan.
Juga tak dikenalnya.

Terbaru bagaimana beberapa pejabat di Inggris, termasuk PM Boris Johnson juga dinyatakan positif virus tersebut.
Setelah sebelumnya juga terjadi pada beberapa pejabat di Indonesia, seperti Menteri Perhubungan, Walikota Bogor, dan Bupati Karawang.


Adapun orang-orang yang menurut saya tidak "dikenal" virus ini adalah kelompok orang-orang yang senantiasa meningkatkan kewaspadaannya.
Hal yang terbangun dan senantiasa ditingkatkan, dari kasus pertama, hingga bangsa ini benar-benar "merdeka" dari Covid-19.
Seperti halnya yang telah dirayakan oleh warga di China.

Bagaimana bentuk kewaspadaan tersebut? Laksanakan himbauan Pemerintah melalui Gugus Tugas Pengendalian Penyebaran Covid-19, Kementerian Kesehatan, instansi lainnya, serta penegasan berupa maklumat dari Kepolisian Republik Indonesia.

Imbauan yang paling sering kita baca dan dengar adalah mulai dari jaga jarak atau kurangi aktivitas di luar rumah, rajin cuci tangan sebelum menyentuh mulut, hidung, atau mata, menggunakan masker, dsb.
Hal-hal yang tak pernah bosan disampaikan.

Bangsa ini sangat besar, baik dalam hal jumlah penduduk dan ragam karakternya.
Hal selain faktor ekonomi, yang mungkin menjadi pertimbangan Presiden sehingga tidak menerapkan Lockdown dari kasus pertama ditemukan di Depok, atau bahkan sebelum kasus tersebut.
Tak mudah mengambil langkah itu.
Beberapa negara, bahkan jumlahnya masih jauh lebih banyak daripada yang menerapkan (kebijakan Lockdown).

Apakah Presiden, tidak memikirkan nyawa rakyatnya yang terancam? Maka jawaban sederhananya adalah, Presiden dan orang-orang didekatnya tidak lepas tanggung jawab dan memilih melarikan diri ke planet tak berpenghuni yang aman dari virus.

Bahkan seorang presiden pun sudah menjalani pemeriksaan untuk memastikan dirinya tidak terjangkit.
Hal yang dilakukan setelah Menteri Perhubungan dinyatakan positif Covid-19.
Jadi, seorang presiden pun terancam dari virus ini.

Apakah presiden hanya memikirkan ekonomi dan ekonomi terus? Ini bukan ekonomi pribadi (memperkaya diri sendiri), ini ekonomi bangsa, tentang 270 juta warga Indonesia.

Seorang presiden tidak akan menderita jika ia menerapkan Lockdown, secara pribadi, tapi akan menderita dari segi tanggung jawabnya sebagai seorang Presiden yang memikirkan nasib dan apa yang akan terjadi pada warganya.
Panic buying, daya beli menurun, harga meningkat, yang berakhir pada inflasi yang tak terkendali.

Saya berpikir, Pemerintah senantiasa mencari solusi yang terbaik.
Solusi untuk Bangsa, bukan untuk kelompok tertentu terlebih kepentingan pribadi dan keluarga.

Memikirkan yang terbaik dari segi ekonomi dan keselamatan rakyatnya.
Kebijakan sekarang pun akan efektif seandainya kita semua sadar dan menerapkannya.
Patuh dan tidak menganggap remeh.
Ini bukan untuk diri sendiri, tapi menyangkut saudara, orang tua, serta kakek, nenek yang rentan dengan virus ini.
Share:

Pukulan Telak Industri Pariwisata, Tidak Ada Alasan untuk Jalan-jalan

Pukulan Telak Industri Pariwisata, Tidak Ada Alasan untuk Jalan-jalan
99judiqq


99judiqq - Pandemi virus corona telah menyerang hampir ke seluruh dunia.
Per tanggal 26 Maret 2020 telah ada total sebanyak 471.820 kasus.
Kejadian ini hampir mematikan perekonomian dunia melalui masing-masing sektornya, tidak terkecuali dengan industri pariwisata yang tentunnya berdampak simetris terhadap industri pariwisata di Indonesia.

Sebelum virus corona menyebar, beberapa lembaga internasional memprediksi industri pariwisata akan mengalami peningkatan dari tahun ketahun.

Bahkan Indonesia sangat percaya diri bahwa pariwisata dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara.
Namun, semua itu berubah ketika mimpi buruk virus corona datang, semua potensi lenyap dan tidak teraih.

Kehadiran virus corona (COVID-19) saat ini membuat pariwisata Indonesia lesu.
Dampak terbesar diakibatkan dari adanya pembatasan seluruh penerbangan dari dan ke luar negeri oleh pemerintah Indonesia.


Melalui data kunjungan yang dilansir dari Kemenparekraf bahwa kunjungan wisman ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk mengalami penurunan sebanyak 7,62% untuk periode Januari 2020 (1.272.083 kunjungan wisman) dibanding Desember 2019 (1.377.067 kunjungan wisman).

Lalu berdasarkan kebangsaan, Singapore menjadi negara yang memberikan penurunan kunjungan terbesar yaitu menurun 33,12% untuk periode Januari 2020 (138.625) dibanding Desember 2019 (207.263).

Penurunan jumlah kunjungan wisatawan tentunya berpengaruh terhadap tingkat penghunian kamar hotel bintang di Indonesia.

Dalam laporan PHRI terkait perkembangan industri hotel dan restoran dampak dari pandemic Covid-19 mencatat bahwa occupancy rate hotel di Indonesia dalam rentang waktu 1-14 Maret 2020 telah dibawah 50%, hal ini menunjukkan sektor hotel mengalami kesulitan cash flow dan kerugian.

Lalu untuk sektor restoran pada bulan Maret 2020 terjadi penurunan omset penjualan sebesar 25-50% dari kondisi penjualan saat normal. 

Penurunan yang tajam ini terjadi sejak dikeluarkannya Nota Dinas dari beberapa Kementrian dan Lembaga yang memberikan instruksi untuk tidak mengadakan rapat atau acara yang mengumpulkan orang banyak, karena dapat diketahui bahwa segmen pasar pemerintah bagi sektor hotel sangat dominan diseluruh wilayah Indonesia dibanding segmen pasar wisatawan.

Belum lagi industri tour and travel yang juga ikut menjerit, hilangnya beberapa permintaan perjalanan ditambah beberapa perusahaan asuransi menolak adanya nasabah baru untuk asuransi perjalanan.

Kerugian yang cukup besar dirasakan dari banyaknya penundaan perjalanan yang sudah tercatat sebelumnya, mau tidak mau perusahaan tour and travel memberikan status unpaid leave bagi para karyawannya untuk menekan pengeluaran perusahaan.

Sebenarnya Indonesia telah membuat paket stimulus untuk memerangi dampak Covid-19 sebelum virus tersebut menyebar luas di Indonesia, di antaranya yaitu diskon untuk kunjungan domestik di sepuluh tujuan wisata yang dipromosikan oleh pemerintah dengan anggaran 443 miliar, diskon bahan bakar jet oleh PT Pertamina dengan anggaran 265 miliar, pemasaran dan promosi pariwisata dengan anggaran 103 miliar, insentif untuk maskapai dan agen perjalanan dengan anggaran 98.5 miliar, dan promosi wisata melalui influencer media sosial dengan anggaran 72 miliar.

Namun kemudian, beberapa stimulus tersebut ditunda dalam upaya mencegah dan menguragi penyebaran virus corona (Covid-19) yang ditandai dengan adanya Instruksi Presiden (INPRES) nomor 4 tahun 2020 yang terbit pada 22 Maret 2020 tentang refocussing kegiatan, realokasi anggaran, serta pengadaan barang dan jasa dalam rangka percepatan penanganan Covid-19.

Namun, pertanyaannya apakah kita kemudian harus menyesali kondisi ini? Tentu tidak.
Kehadiran virus corona dapat dilihat sebagai peluang dalam industri pariwisata untuk memulai budaya pariwisata baru di Indonesia.
MarkPlus Tourism memberitahukan bahwa perilaku wisatawan akan berubah sesuai krisis covid-19 ini.

Perubahan perilaku wisatawan untuk mengutamakan keamanan dan keselamatan ketika melakukan perjalanan.
Maka, Indonesia harus memprioritaskan kesiapapun destinasi dalam sistem keamanan dan pencegahan bencana dilevel destinasi.

Disamping itu, wisatawan, terutama yang berasal dari Gen-Y dan Post-Millenial akan lebih cepat mengadopsi konsep sustainable tourism, sehingga Indonesia harus segera mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan yang terdiri dari sustainability management, sosial & ekonomi, budaya dan lingkungan.

Karena pada dasarnya ekspektasi wisatawan ketika berkunjung ke suatu destinasi yaitu untuk mendapatkan pengalaman baru dan unik khas destinasi tersebut, sehingga sudah saatnya destinasi berubah menjadi destinasi yang berkualitas.

Untuk menjadi destinasi yang berkualitas, maka faktor safety & security, hygiene, accesibility, communication, infrastructures, public amenities & services, serta etika transparansi dan rasa menghargai kepada sesama, alam dan budaya wajib terpenuhi.

Dengan menerapkan konsep destinasi yang berkualitas, maka diharapkan destinasi yang sebelumnya berorientasi kepada jumlah kunjungan wisatawan dapat membuat pariwisatanya lebih berkualitas dibanding destinasi yang hanya berorientasi pada kuantitas.
Share:

Sabun Bisa Membunuh Virus Seganas Apapun

thumb image
99judiqq

99judiqq - Pasti, kamu semua sudah tahu apa artinya sabun?

Sabun adalah sejenis benda, yang berguna untuk membersihkan segala kotoran baik yang berada pada tubuh atau pada pakaian.

Sabun memiliki banyak macamnya, ada yang berbentuk padat, bubuk dan berbentuk cair.


Cuman yang kita ketahui, walaupun sabun memiliki banyak macamnya, tujuannya sama yaitu sebagai pembersih.

Kalau sabun padat, itu biasanya digunakan untuk membersihkan badan.
Yang dikenal dengan sabun mandi.
Sedangkan sabun bubuk, itu lebih banyak digunakan untuk mencuci pakaian.

Walaupun, ada juga sabun cair yang digunakan untuk mandi dan mencuci.
Tetapi, yang paling penting adalah dapat membersihkan diri dari semua kuman dan virus.

Seganas apapun, virus yang ada pada badan kita dapat dicegah dengan sabun.
Yaitu, dengan sering mencuci tangan setelah bepergian.

Karena virus sering hidup ditempat yang kotor.
Kenapa banyak orang yang terkena virus corona? Jawabannya adalah karena masyarakat terinfeksi dari hubungan/kontak langsung dengan masyarakat yang terinfeksi virus corona. 
Karena virus corona tidak hanya terdapat pada badan dan pakaian, tetapi juga di udara.
Corona bisa bertahan selama 3 jam di udara.

Kenapa saya mengatakan di atas, bahwa sabun bisa membunuh kuman dan virus seganas apapun? Jawabannya adalah: ya, itulah keuntungannya sabun bisa membunuh kuman dan virus termasuk virus corona.
Hal ini, sering disampaikan oleh beberapa media sosial, untuk sering mencuci tangan dengan sabun dan anti septik.

Kenapa, masih banyak orang terinfeksi covid-19? Bisa saja itu dari transaksi yang dilakukan di luar rumah.
Makanya pemerintah menyuruh kita untuk selalu dirumah.
Agar terhindar dari covid-19.

Sabun sebagai pembersih diri yang mudah diperoleh.
Sabun bisa membunuh kuman, kotoran dan virus.

Semoga kita terhindar dari covid-19.
Karena badai pasti akan berlalu.
Mari kita semua mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Share:

Manfaat dan kegunaan sayur bayam

Manfaat dan Kegunaan Sayur Bayam
99judiqq

99judiqq - Salah satu sayur yang enak dikonsumsi dan baik untuk kesehatan  ialah sayur bayam, bayam sangat mudah kita jumpai di sekitar kita banyak sekali tumbuh dilingkungan masyarakat  baik ditanam maupun tumbuh dengan sendiri tanaman ini banyak sekali digunakan untuk pembuatan salat  dan bisa bayam dibuat sebagai peyek bayam yang dicampuri tepung dan dimasak seperti memasak peyek lainya.

Dengan cita rasa gurih pekyek bayam sangat banyak di minati kalangan  masyarakat dah bayam juga bisa digunakan sebagai  bahan sayuran dengan dicampuri jagung dan tomatbayam sangat disukai oleh anak-anak dan orang dewasa sebagai lauk tambahan buat makan yang ditemani oleh sambal dan nasi. 

Mencuci dan Mengolah bayam ..?


sebelum kamu memasak dan memfaatkan tanaman bayam usahakan menjaga kesehatan dan kebersihan dalam bayam seperti mencucinya, mencuci tanaman bayam ini bertujuan agar terhindar dari kuman maupun bakteri yang menempel pada daun dan batang pencucian bayam dilakukan dengan merendam bayam setelah diris dan dimasukan ke wadah lalu cuci dan usap bagian batang dan daun bayam, jika anda ingin langsung mengolah bayam sebaiknya taruh wadah yang bersih dan jika anda belum mau mengolahnya taruh saja bayam didalam kulkas agar terlihat segar.

Sebelum anda memasak bayam pastikan peralatan dapur anda bersih seperti pisau, wajan dan waduh bayam.

Manfaat dan kegunaan bayam..?

Manfaat dan kegunaan bayam sangat banyak sekali diantaranya bayam mempunyai kandungan flavonoid yang dikenal sebagai sifat anti karsinogenik, bukan hanya itu saja kandungan tanaman bayam juga memiliki kandungan vitamin seperti vitamin, A,B,C dan K selain itu bayam memilki unsur magnesium, zat besi dan kalsium.

selain itu manfaat dari tanaman bayam ialah seperti berikut:

1. kesehatan mata

2. kesehatan tulang

3. menguatkan otot

4. menjaga kesehatan sistem pencernaan

5. Meningkatkan daya ingat

Nah, lima manfaat ini bisa kamu rasakan saat kamu makan bayam tetapi jangan dikonsumsi berlebihan buat kamu yang suka sayur bayam usahakan masak untuk sekali makan dan tidak diulang-ulang dimasak
Share:

Saat Seseorang Wafat Karena Corona, Keluarga Tidak Bisa Lakukan Amalan Ini

Sedih! Saat Seseorang Wafat Karena Corona, Keluarga Tidak Bisa Lakukan Amalan Ini
99judiqq

99judiqq - Benar-benar wabah yang mengerikan! Kiranya inilah ungkapan yang cocok untuk menjelaskan tentang coronavirus.
Bagaimana tidak mengerikan, belum habis tanggalan di bulan Maret 2020 ratusan negara di dunia telah tercemar.

Berbagai catatan statistik seakan menambah kengeriannya.
Per tanggal 24 Maret 2020 saja sudah ada 384.432 kasus terangkum dari seluruh negara.
Sementara itu, jumlah kematian mencapai 16.591 kasus, sedangkan 102.536 kasus di antaranya sembuh.


Syahdan, di negara Indonesia sudah terangkum ada 686 kasus coronavirus, 55 di antaranya meninggal dan 30 orang berhasil sembuh.


Perlu direnungkan, catatan ini sejatinya bukanlah sekadar statistik melainkan angka-angka merah yang telah menegur kita.
Sudah selayaknya kita melindungi diri dan keluarga, serta ikut mendukung program pemerintah untuk memberantas corona.

Apakah fakta-fakta ini belum cukup mengerikan hingganya banyak saudara-saudara di luar sana yang masih bandel?
Agaknya, detik ini juga kita perlu merenungkan dan membayangkan andai nanti kita sendiri yang terjangkit dan meninggal karena coronavirus.
Namun, terlebih dahulu kita berdoa semoga saudara-saudara kita yang telah wafat karena corona.

Biasanya saat seseorang meninggal dunia, maka keluarganya memiliki tanggung jawab untuk mengurus jenazah.
Jika ia seorang muslim, maka amalan dari keluarga maupun masyarakat bisa dimulai dari takziah, memandikan jenazah, mengkafani, dan terakhir menguburkannya.

Sesekali jika sempat, pihak keluarga akan memberikan pelukan dan ciuman terakhir kepada jenazah sembari mendoakannya.
Terang saja, itulah pertemuan terakhir antara keluarga dan seseorang yang dicintainya.

Namun, kisah dan tata caranya akan berbeda andai yang meninggal itu tuah dari coronavirus.
Aturan Islam, jenazah tetap dikuburkan.
Meski demikian, ahli keluarga tidak bisa melakukan seluruh amalan-amalan sebagaimana yang saya sebutkan di atas tadi.

1. Tidak Bisa Mendampingi Saat Pasien Sakratul Maut

Sedih kiranya, saat pasien positif corona mengalami sakratul maut belum tentu keluarga bisa mendampingi dan mentalqinkannya.
Padahal, itulah kesempatan terakhir keluarga melihatnya bernapas.

Mau bagaimana lagi, hal itu lebih baik daripada keluarga malah tertular corona.
Barangkali, jangankan ingin memeluk, mencium dan mentalqinkannya.
Kesempatan untuk melihat wajahnya secara langsung dan dari dekat saja susah.

2. Pengurus Jenazah Hanya dari Pihak Medis

Menteri Agama Fachrul Razi menjelaskan bahwa jenazah pasien positif Corona akan diurus oleh tim medis dari rumah sakit rujukan yang telah ditunjuk resmi oleh pemerintah.
Sedih kedengarannya, tapi mau bagaimana lagi karena inilah salah satu tindakan pencegahan.

Sebelum ingin memandikan jenazah, petugas medis mesti memakai berbagai alat pelindung seperti sarung tangan, masker dan pakaian pelindung khusus.
Jelasnya, kegiatan ini tidak bisa dilihat oleh ahli keluarga karena berada di ruang khusus.

Petugas medis tak bisa makan, minum dan tak pula boleh menyentuh wajah sang jenazah.
Begitu pula dengan darah maupun cairan jenazah, petugas medis sebisa mungkin mesti menghindarinya.

Dari sini, bisa dibayangkan betapa rawan dan beratnya kerja seorang petugas medis dalam menangani pasien corona.
Perawatan jenazah yang mereka lakukan bisa memperbesar resiko penularan.

Oleh sebab itu, sudah sepatutnya kita memberikan mereka apresiasi, semangat dan taburan doa-doa terbaik.

Dan di saat-saat krusial ini, di manakah posisi keluarga? Nyatanya, keluarga tidak bisa semata ikut campur dalam proses memandikan jenazah serta mengkafaninya.

3. Shalat Jenazah Hanya Dilakukan di Rumah Sakit Rujukan

Jenazah pasien corona tidak bisa dibawa pulang ke rumah duka.
Sesuai dengan prosedur dari Kemenag, pelaksanaan shalat jenazah hanya bisa dilakukan di rumah sakit rujukan.

Dan jika memang memungkinkan, gelaran shalat jenazah tetap bisa dilakukan di masjid terdekat dengan syarat masjidnya sudah disanitasi secara menyeluruh.

Sedihnya, saat shalat jenazah para jamaah bahkan keluarga dilarang menyentuh jenazah.
Petunjuk dan prosedur ini mesti dilakukan, mengingat kesempatan tertularnya virus corona cukup besar.

4. Jenazah Dikuburkan Menurut Aturan

Saat dikuburkan, barulah pihak keluarga dapat berkontribusi langsung.
Namun, sebelum itu mereka perlu menggunakan pelindung diri yang sudah direkomendasikan oleh rumah sakit rujukan.

Untuk tata cara penguburannya, jenazah mesti dikubur dengan kedalaman 1,5 meter lalu ditutup dengan tanah setinggi satu meter. Proses ini pun mesti hati-hati, karena jika ada jenazah lain yang juga ingin dikuburkan, maka keduanya mesti dipisah.

Demikian juga dengan Lokasi penguburan, minimal berjarak 500 meter dari pemukiman terdekat. Inilah akhir dari prosesi mengurus jenazah pasien corona

Jangan Anggap Remeh

Dari uraian di atas, yang lebih sedih sebenarnya adalah keluarga jenazah, karena di saat itu mereka tidak bisa memberikan ungkapan kasih sayang terakhir seperti pelukan dan ciuman.
Keluarga hanya bisa menatap dan berkirim doa dari kejauhan.

Kita semua, tentu tidak ingin mengalami kejadian yang menyedikan seperti ini. Maka dari itulah, jangan sekali-kali menganggap remeh corona, jangan pula egois.

Barangkali, para korban coronavirus yang saat ini telah wafat tiada pernah akan menduga ia telah menjadi korban keganasan corona.
Atau, beberapa saat sebelum terjangkit mungkin mereka sempat menonton pemberitaan dan korban terkait dengan corona.

Ajal alias kematian memang sudah tercatat tanggalnya, dan sudah ditentukan oleh Tuhan.
Namun, selagi bernapas kita perlu terus gaungkan ikhtiar, terus berusaha memutuskan rantai penyebaran corona, membatasi egoisme diri dengan berdiam di rumah serta menjaga kebersihan.

Pencegahan ini selagi sempat haruslah dimulai sedini mungkin.
Kita sendirilah yang perlu memulainya.
Yang jelas, semua orang tidak mau jadi korban berikutnya.
Semoga wabah ini segera berakhir dan masing-masing dari kita diberikan kekuatan untuk menjaga diri.
Share:

Memproduksi Sendiri Herbal Hand Sanitizer

Memproduksi Sendiri Herbal Hand Sanitizer
99judiqq

99judiqq - Sebelum kita membahas cara memproduksi antiseptik herbal, baiklah kita uraikan terlebih dahulu sedikit mengenai efek antimikrobanya secara ilmiah.

Bukan berdasarkan jargon “dipercaya”, daun sirih dan bawang putih sudah cukup lama dibuktikan di laboratorium memiliki fitur antimikroba.
Saya sendiri pernah menyaksikannya langsung saat praktek mata kuliah mikrobiologi sekitar dua dekade yang lalu melalui metode difusi cakram, teknik mikrobiologis yang sederhana.

Media pertumbuhan agar (nutrient agar) yang telah dicampur merata dengan kultur mikroba diletakkan dalam petri dish, kemudian di permukaannya diletakkan kertas berbentuk cakram yang sebelumnya telah direndam dengan zat atau larutan yang hendak diuji.
Diinkubasikan selama satu hari.

Jika zat tersebut memiliki fitur antimikroba, akan terbentuk zona halo, yaitu zona bening yang terlihat jelas di sekeliling cakram seperti yang terlihat pada gambar.
Hal tersebut menunjukkan bahwa di zona tersebut mikroba dalam media pertumbuhan agar, tidak dapat tumbuh dan berkembang biak (Science Direct).

Selain daun sirih dan bawang putih, ada begitu banyak jenis tanaman herbal yang memiliki kemampuan membunuh (mikrobisidal) atau menghambat tumbuh kembang mikroba (mikrobiostatik).
Misalnya cengkeh (Syzygium aromaticum) dan kunyit (Curcuma longa).

Sudah jamak kita ketahui bahwa di masa pandemi Covid-19 ini, antiseptik atau hand sanitizer yang praktis dipakai menjadi barang yang sulit ditemukan dipasaran, selain harganya yang melambung tinggi.

Keadaan ini secara tidak langsung memaksa kita untuk mencari alternatif dan bisa kita produksi sendiri di dapur masing-masing kita.

Disini saya sengaja memilih daun sirih, karena aromanya segar, tidak berbau tajam dan aman untuk kulit.
Kandungan aktifnya terdiri dari senyawa kimia monoterpenes, sesquiterpensnes, alkohol, aldehydes dan phenols.

Bahan-bahan yang diperlukan:

Segenggam daun sirih segar (~150 gram) sebagai bahan aktif.

Dua buah jeruk nipis (~20 gram).

Sehelai daun lidah buaya (~50 gram).

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan lidah buaya (Aloe vera) ditambahkan dalam formula untuk membantu efektivitas bahan aktif dan kenyamanan pemakaian.

Sebagai formula alternatif, bisa ditambahkan beberapa gram potongan kecil kayu manis (Cinnamomum aromaticum).
Bisa juga ditambah dengan ekstrak bawang putih, namun aroma hasil akhirnya sangat tajam dan tidak menyenangkan.

Proses produksi:

Daun sirih yang telah dipotong-potong kecil dididihkan dalam satu liter air bersih, dibiarkan selama 10 menit, kemudian disaring.
Daging daun lidah buaya dikerok, ditumbuk atau diblender.
Larutan ekstrak daun sirih yang masih panas dicampur dengan daging lidah buaya dan air perasan jeruk nipis, diaduk merata.

Larutan antiseptik herbal ini diletakkan dalam wadah botol semprotan atau disesuaikan dengan keperluan masing-masing.
Disemprot atau dioleskan pada bagian-bagian tubuh yang kita inginkan pada saat kita memerlukannya.

Proses produksinya cepat dengan bahan-bahan yang sederhana, namun cukup efektif mencegah kita terkontaminasi mikroba patogen.

Share:

Wabah Virus Corona Mengajak Kita untuk Introspeksi Diri

Wabah Virus Corona Mengajak Kita untuk Introspeksi Diri
99judiqq

99judiqq - Siapa yang mengira kini kondisi wabah Virus Corona di Indonesia maupun di dunia kian merebak saja meskipun di beberapa tempat sudah dinyatakan adanya penurunan jumlah yang terinspeksi virus ini.

Seperti di Wuhan ibukota Provinsi Kubei dilaporkan pada hari Rabu, 18 Maret 2020, bahwa jumlah yang terinfeksi menjadi 0 (zero) dan dalam indikasi lain diklaim bahwa transmisi skala besar telah ditekan pada titik nol epidemi setelah selama berbulan-bulan bertempur melawan virus mematikan ini.

Atau di Korea Selatan yang 3-4 hari lalu juga diklaim telah mengalami penurunan penyebaaran Virus Corona terutama di Daegu, tempat pertama kali wabah Virus Corona merebak.
Sebuah kabar menarik dan sangat melegakan. Namun nampaknya tidak demikian dengan Indonesia.


Masih banyak pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia dalam upaya melawan penyebaran Virus Corona ini.
Tapi kita tidak sedang ingin membahas itu di sini.

Dan alangkah baiknya jika kesempatan yang diberikan pemerintah dalam status darurat bencana Virus Corona untuk tetap tinggal di rumah, belajar, bekerja dan beribadah selama 1-2 pekan ke depan atau mungkin dalam waktu yang belum pasti untuk kembali beraktivitas di luar rumah dengan aman.

Kita gunakan untuk mengintrospeksi diri, baik itu sebagai seorang pribadi, sebagai seorang anggota keluarga, sebagai anggota dari sebuah komunitas, dan sebagai anggota dari masyarakat Indonesia dan dunia.

Introspeksi diri berarti menghindari untuk mengeluhkan keadaan yang "tidak pasti" ini.
Sebagai anggota masyarakat dari negara ini, mari kita fokus saja menjalankan apa yang telah diamanatkan oleh para pemimpin kita yang masih berusaha bekerja menyelesaikan masalah ini.

Kesempatan untuk tetap tinggal di rumah mari kita isi dengan lebih banyak mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai seorang pribadi, mari isi waktu ini dengan banyak memanjatkan doa-doa.

Mudah-mudahan segala kemudahan dan pertolongan Tuhan akan segara turun.
Dengan kejadian di luar ekspekstasi manusia biasa ini, kita semakin yakin akan kebesaran Tuhan.
Kita semakin sadar bahwa kedirian kita begitu kecil di hadapan-Nya.

Kita tiba-tiba merasakan kekalutan yang luar biasa akan tragedi yang sudah berjumlah ratusan ribu kasus di dunia ini.
Tiba-tiba kita dihantui oleh sebuah rasa bahwa mungkin kematian sebentar lagi akan menjemput kita.
Tidak ada yang bisa menerka, kan? Semua ini pasti sudah dalam ketetapan-Nya.

Namun dibalik peristiwa ini, kita bisa yakin sepenuhnya bahwa dalam sebuah kasus kematian yang mungkin terjadi, bukanlah paparan infeksi wabah Virus Corona yang menyebabkan kita akhirnya meninggalkan dunia ini.

Ada hikmah besar di balik itu yang bisa kita renungkan dalam masa instrospeksi diri kita, yakni bisa jadi ajal kita akan datang lewat sakit yang dibawa oleh Virus ini.

Sekali lagi, wabah Virus Corona bukanlah penyebab sebuah kematian.
Tapi karena "ajal" manusia lah yang telah sampai pada waktunya untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

Di sini pulalah hikmah yang lebih besar akan lebih menyadarkan kita bahwa hidup ini hanya sementara; hanya sebagai tempat persinggahan sementara.
Olehnya, introspeksi diri kita ini hendaknya akan semakin mendekatkan diri kita kepada-Nya.

Bagi pasangan suami istri yang selama ini selalu tidak punya waktu yang berkualitas untuk dihabiskan bersama, kini saatnya untuk lebih merekatkan lagi ikatan dan keharmonisan rumah tangga.

Tinggal di rumah bersama-sama tanpa jarak apapun adalah sebuah kesempatan yang sangat intim untuk membuka komunikasi dengan pasangan yang selama ini buruk karena selalu "tidak ada" waktu untuk itu sebelumnya.
Lihatlah bahwa momen ini akan membawa kenangan indah tersendiri dalam hidup sebagai sepasang suami istri.

Bagi anak dan orang tua yang kurang akrab atau kurang akur, kinilah saatnya untuk menyatukan ikatan orang tua dan anak kembali.
Semuanya hendaknya punya satu tujuan dan harapan bersama agar situasi yang belum pasti ini akan cepat berlalu.

Di samping itu, keterbukaan satu sama lain bisa kembali dijalin, agar ikatan itu kembali rekat, lalu sekeluarga sama-sama punya motivasi untuk lebih meningkatkan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengingatkan satu sama lain dalam kebaikan bersama.
Sungguh manis, kan?

Inilah saatnya.
Jangan sampai kehilangan momentum yang sangat berharga ini.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa segera mengabulkan doa dari keluarga-keluarga Indonesia yang terus berdoa dan terus memohon kesudahan yang baik dari cobaan ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Besar berkenan mendengar introspeksi diri kita masing-masing yang meyakini bahwa selalu akan ada harapan dan pengabulan doa-doa tulus untuk lepas sepenuhnya dari wabah Virus Corona ini, maupun akan cobaan lain yang mungkin dialami.
Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Dan kalau bukan kita sendiri?
Share:

Tetaplah Beraktivitas Meskipun di Rumah

Sumber : bali.tribunnews.com
99judiqq

99judiqq - Belakangan ini, warga dunia dikagetkan dengan berita tentang munculnya virus corona di kota Wuhan, China.
Pada awal maret 2020, ada dua warga Depok terjangkit virus membahayakan ini.
Disinyalir, dua orang (ibu dan anak) terinfeksi melalui perantara orang Jepang.

Konon, si anak adalah guru dansa.
Kemudian si murid asal Jepang, menjadi pembawa virus setelah dari Singapura.
Kemudian dengan cepat, Covid-19  merebak ke kota-kota di Indonesia.

Pemerintah cepat tanggap, meliburkan kantor dan sekolah yang beraktivitas selama tersebarnya virus corona selama dua minggu.

Selama segala kegiatan masyarakat diliburkan, pemerintah menghimbau untuk tidak keluar rumah, menjaga kebersihan, dan pola hidup sehat.
Karena dengan keluar rumah, memungkinkan interaksi dengan orang yang di luar rumah.

Pemerintah tidak ingin, Covid-19, menyebar rata di saentro Indonesia ini.
Karena penyebaran virus ini sangat mudah, hanya dengan orang bersin atau batuk saja,  bisa menularkannya kepada orang lain.
Jika sisa sisa batuk mengenai tubuh orang yang diajak interaksi.

Tujuan pemerintah mengurangi kegiatan siswa di luar rumah,  semata-mata agar siswa belajar dirumah dengan via online supaya potensi penyebaran virus corona ini berkurang.

Maka ketika mendapat kabar, bahwa ada peraturan lock down

Tak lupa, saya giat berolah raga dan konsumsi makanan sehat.
Karena daya tahan tubuh musti dijaga, salah satunya dengan aktivitas fisik dan asupan yang cukup.

Sayur dan buah tak saya hindari, dan ibu juga membuatkan minuman herbal.

Dengan adanya pandemi corona ini, kita memang harus membatasi kegiatan diluar rumah. Sebaiknya jika kita masih bisa belajar atau bekerja dirumah, gunakan sebaik-baiknya dan tetap waspada.
Karena virus corona, sangat mudah metode penyebarannya.
Tetap semangat berkarya, jangan mudah mengeluh dan putus asa
Share:

Tips terhindar dari corona

Tips Terhindar dari Corona
99judiqq

99judiqq - Sahabat sekalian, tentu kita sangat perihatin melihat keadaan dunia saat ini,yang sedang heboh karna virus corona (covid19)terutama di negara kita tercinta ini.

Disini saya akan membagikan tif-tif agar kita terhindar dari corona ini,dan keluarga kita juga selalu terjaga dari covid 19,inilah tif- tifnya :

1.jauhi kerumunan orang banyak

2.gunakan masker ketika menjenguk orang sakit

3.banyak makan buah-buahan,dan di cuci dahulu sebelum di makan

4.cuci tangan sebelum makan

5.cuci tangan menggunakan sabun atau senitizer setelah beraktifitas baik di luar maupun dalam rumah

6.kurangi aktifitas yang berat,serta istirahat yang cukup

inilah tif-tif agar terhindar dari saya untuk sahabat-sahabat sekalian, semoga bermanfaat dan seluruh keluarga kita terhindar dari penyakit dan sehat selalu.
Share:

Seberapa Cepat Virus Corona akan Menyebar


99judiqq

99judiqq - Perang melawan virus corona terus berlanjut, hingga kini , kenaikan positif Covid-19 sudah mencapi angka 514 dan jumlah ini pun akan terus naik kalo kita nggak bergerak secepat mungkin.
jadi yang menjadi masalah besar adalah sebesar apakah virus corona akan menyebar di Indonesia?

Gubernur Jakarta sudah melakukan simulasi, jika kita nggak melakukan apa apa dalam 2 minggu kedepan akan terjadi 6000 kasus yang hanya ada di Jakarta sendiri bayangkan itu baru Jakarta, belum se Indonesia.

Jadi jangan sampai kita kaya negara lain yang kualahan menghadapi pandemik ini.
Jadi dalam keadaan kaya gini apa yang mesti kita lakukan?  jawaban paling singkat nya adalah jaga jarak sosial atau biasa disebut dengan Social Distancing.

Jadi buat kalian yang terkena gejala flu dirumah saja langsung cek kesehatan biar nggak nular ke orang orang lain.
Lalu seberapa penting social distancimg ini?


Social distancing diyakini menjadi salah satu cara efektif untuk menekan angka penyebaran, meski tak bisa menghilangkan virus.
Social distancing atau jarak sosial adalah mengambil jarak dengan menghindari kerumunan, pertemuan publik, dan tak mendatangi pertemuan dalam kelompok besar.

Artinya, ada ruang yang cukup antara satu orang dengan orang lain sehingga menghilangkan rute transmisi virus.
Mengapa 14 hari? karna dalam 14 hari diharapkan dapat memutus penyebaran virus corona.

Dalam 14 hari ini akan dilihat, apakah akan muncul gejala.
Jika muncul gejala kita bisa mengetahui dan segera memeriksakan diri ke dokter.
Waktu 14 hari itu bahkan minimal, bisa sampai 28 hari hingga 35 hari.
Jadi edukasinya memang harus sampai, karena jika orang tidak paham, akan bertanya sebenarnya untuk apa waktu 14 hari tersebut.

Penularan Covid-19 terjadi melalui droplet yang jangkauannya maksimal sekitar satu meter.
Setelah radius satu meter, droplet akan jatuh ke permukaan dan akan menempel pada benda di bawahnya.
Jaga diri, jaga jarak ini merupakan usaha bersama untuk melawan virus corona.
stay safe.
Share:

Corona dan Persepsi Sebagian Masyarakat yang Kurang Tepat

Corona dan Persepsi Sebagian Masyarakat yang Kurang Tepat
99judiqq

99judiqq - Virus Corona atau Covid-19 penyebarannya semakin berkembang di Indonesia.
Sampai hari ini Sabtu (21/3/2020), sudah terjadi 450 kasus di Indonesia, 20 diantaranya sembuh dan 38 dinyatakan meninggal dan sisanya dirawat.
DKI Jakarta sebagai daerah terbanyak yang mengalami kasus Corona telah mengambil beberapa sikap.
Mulai dari pembatasan moda transportasi baik layanan Busway, LRT, MRT maupun Commuter Line. semua sekolah dari jenjang SD sampai tingkat SMA diliburkan selama 14 hari.

Mulai Senin 16 Maret 2020, pemberlakuan kerja dari rumah atau work from home juga diterapkan oleh Pemda DKI Jakarta.
Melalui surat per tanggal 20 Maret 2020, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan memperpanjang penghentian sementara kegiatan perkantoran.
Seruan itu berlaku 14 hari terhitung mulai dari tanggal 23 Maret 2020 sampai dengan tanggal 5 April 2020.


Sikap Pemda DKI Jakarta tersebut secara langsung meminta masyarakat untuk membatasi diri menjalin kontak fisik dengan banyak orang, yang memungkinkan virus menular dari individu ke individu lainnya.

Berdiam diri di rumah, jangan ke luar rumah jika tidak mendesak dan menghindari perkumpulan yang berpotensi mengundang kerumunan orang banyak.
Contoh-contoh seperti ini yang disebut dengan social distancing.

Selama isu-isu dan kasus corona berkembang pesat mulai dari Wuhan China, Januari silam.
Sampai kini tersebar di Indonesia.

Praktik kesadaran dengan selalu menjaga kesehatan dan social distancing sebenarnya mulai digaungkan oleh mereka yang berlatar belakang ahli kesehatan, baik itu individu, lembaga ataupun komunitas.
Dan kemudian hal tersebut diterapkan oleh orang-orang yang peka terhadap isu-isu tersebut.

Contoh kecilnya yaitu dengan memakai masker jika berkegiatan di luar rumah, selalu rajin mencuci tangan baik dengan sabun maupun dengan hand sanitizer.
Pola-pola seperti itu sebenarnya telah galakkan sedari Januari.

Dan puncaknya ketika virus corona ini telah berkembang pesat di Indonesia awal Maret 2020.
Kewaspadaan selalu ditingkatkan baik oleh mereka yang sudah waspada jauh-jauh hari maupun mereka yang mengabaikan dan menganggap sepele perihal penyebaran virus ini.

Terkait penyebaran virus corona atau covid-19 yang begitu cepat di Indonesia, ada beberapa sikap yang disikapi oleh sebagian masyarakat kita.
Hal ini berdasarkan pengalaman pribadi maupun pengalaman dari teman-teman sekitar.

Dalam beberapa minggu ini ketika sedang berada di tempat umum, entah itu di halte atau di stasiun dan sebagainya.
Ketika ada seseorang yang batuk atau bersin pasti perasaan kita khawatir dan sebisa mungkin untuk menghindar dari orang tersebut.
Ya, hal demikian memang salah satu antisipasi paling gampang yang bisa dilakukan.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
Social distancing adalah menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang lain dan menghindari kerumunan untuk mencegah penularan penyakit.

Menghindari dan menjauhi orang yang sedang batuk dan bersin memang hal yang lumrah ketika keadaaan yang sedang terjadi belakangan ini.
Namun, mengeluarkan gestur jijik terhadap orang yang sedang batuk atau bersin, itu sebuah ketidak lumrahan.
Jaga jarak boleh, tapi mengeluarkan bahasa tubuh dan gimik menjijikan terhadap orang batuk dan bersin ialah salah satu hal menyakitkan.

Seakan-akan orang yang batuk dan bersin itu membawa virus corona, padahal itu bisa jadi batuk dan flu biasa, apalagi bersin dan batuk yang di lakukan hanya sekali.
Menghindar secara cepat dari orang yang batuk dan bersin mungkin langkah yang tepat.
Dan jika hal tersebut tidak ingin menimpa anda mungkin hal yang tepat ialah berdiam diri di rumah jika tidak ada hal yang mendesak, sesuai arahan Pemerintah.

Poinya mungkin kita harus lebih bijak dalam menghadapi wabah virus corona ini, jaga diri dengan baik.
Namun akan lebih baik jika tidak menyinggung orang lain ketika sedang bersin dan batuk.

Contoh lainnya  beberapa sikap terkait wabah virus corona yang disikapi oleh masyarakat kita.
Ketika ada pelarangan agar tidak melakukan kegiatan Sholat Jum'at di Masjid dan di gantikan Sholat Dzuhur di rumah.
Ada sebagian teman-teman di kantor tidak melaksanakan Solat Jum'at, ketika ditanya mereka menjawab "gue ikutin anjuran MUI ajalah".

Iya, MUI memang menganjurkan untuk tidak sholat Jum'at di Masjid dan digantikan dengan Sholat Dzuhur di rumah masing-masing.
Anjuran itu berlaku jika seseorang berdiam diri di rumah atau sedang menjalankan work from home, rasanya sah-sah saja demi meminimalisir penularan virus corona.

Namun, akan terasa aneh jika pada hari Jum'at orang itu masih berkegiatan di kantor, dan masih bisa makan siang di kantin dekat masjid. Namun, tidak mau Sholat Jum'at dengan dalih "ngikutin anjuran MUI".
Sebuah hal unik yang terjadi di Negri kita.

Contoh yang lain ketika awal-awal terjadi kasus corona di Indonesia, orang-orang sibuk berbelanja kebutuhan pokok secara berlebihan.
Atau yang biasa kita dengar dengan istilah panic buying.
Fenomena panic buying dapat menyebabkan kelangkaan barang akibat lonjakan permintaan dalam waktu singkat.

Ketua umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengimbau masyarakat Indonesia tidak melakukan punic buying akibat fobia wabah corona di Indonesia.
Karena tindakan yang berlebihan itu justru membuat kepanikan baru disaat seluruh kebutuhan masyarakat sebetulnya dapat terpenuhi.

Itulah sebagian kecil contoh dan persepsi yang kurang bijak dari masyarakat kita perihal menghadapi wabah virus corona.
Mungkin contoh-contoh di atas pernah anda lihat atau anda alami.
Entah itu sebagai saksi mata, korban, ataupun pelaku.
Share:

Cegah corona dengan hand senitizer alami

Cegah Corona dengan Hand Sanitizer Alami
99judiqq

99judiqq - Sejak Covid19 atau dikenal dengan Virus Corona mulai mewabah di wilayah Indonesia, keberadaan produk hand sanitizer banyak diburu oleh masyarakat sebagai upaya pencegahan serangan virus.
Hand sanitizer dikenal sebagai larutan antiseptik yang dapat menghilangkan kuman, bakteri dan virus dengan cara mengusapkan pada bagian tangan.

Permintaan yang besar dari masyarakat membuat produk hand sanitizer semakin langka dan sulit didapatkan.
Sejumlah pihak lalu melakukan inovasi dengan membuat sendiri hand sanitizer dari bahan alami yang mudah didapatkan di sekitar kita.
Seperti yang dilakukan oleh Laboratorium IPA pada Program Studi Pendidikan IPA Universitas Pancasakti Tegal.

Memproduksi sendiri Hand Sanitizer untuk digunakan di lingkungan kampus Universitas Pancasakti Tegal dengan menggunakan bahan alami yang mudah didapatkan oleh masyarakat" ujar Bayu Widiyanto, M.Si selaku kepala Laboratorium IPA.

Beberapa bahan alami yang berasal dari tanaman bisa digunakan dalam pembuatan hand sanitizer diantaranya kemangi, lidah buaya, kulit jeruk, daun sirih. 
Berikut ini resep mudah membuat hand sanitizer secara alami:

Bahan :

1/2 gelas cuka

1/2 gelas air

12-24 tetes minyak atsiri/essential oil (sirih, kemangi, jeruk, sereh)

20 ml gel lidah buaya

Cara membuat: 

1. Campurkan cuka dan air

2. Tambahkan gel lidah buaya

3. Tetesi dengan minyak atsiri

4. Simpan dalam botol pump dan hand sanitizer siap digunakan. 

Produksi hand sanitizer oleh Laboratorium IPA sangat didukung oleh Aji Fatkhurrohman, M.Pd selaku Kaprodi Pendidikan IPA UPS Tegal "Selaku akademisi, kami juga memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan informasi perkembangan IPTEK yang memiliki kebermanfaatan besar bagi masyarakat.
Termasuk produk hand sanitizer yang telah diproduksi, juga dapat dipesan oleh masyarakat sekitar dengan harga yang terjangkau.

Sudah sejak awal, kamipun berkomitmen untuk mendidik mahasiswa kami agar memiliki Cipta, Rasa dan Karsa yang berdampak positif untuk masyarakat sehingga mampu membumikan sains bagi masyarakat, sesuai dengan Visi Prodi Pendidikan IPA yaitu Unggul dalam Literasi Sains".

Semoga ulasan diatas bisa memberikan kebermanfaatan banyak pihak sebagai upaya pencegahan penyebaran pandemi virus Corona.
Share:

Nomor whatsapp resmi pemerintah untuk menjelaskaninformasi seputar Covid-19

Ini Nomor WhatsApp Resmi Pemerintah untuk Menjelaskan Informasi Seputar Covid-19
99judiqq

99judiqq - Penyebaran Covid-19 atau virus corona masih terus terjadi di berbagai negara, salah satunya Indonesia.
Virus mematikan ini telah menjadi ketakutan bersama masyarakat dunia.

Banyangkan saja, per hari ini (19 Maret 2020) telah ada ribuan korban jiwa di berbagai negara.
Untuk di Indonesia sendiri telah memakan korban 25 orang meninggal dunia.
Kematian ini tertinggi di Asia Tenggara.

Berbagai negara yang terdampak virus ini telah mempersiapkan vaksin untuk pengobatan bagi mereka yang dinyatakan positif Covid-19.
Hal itu menjadi berbahaya di tengah himbauan pemerintah yang tak dihiraukan masyarakatnya.


Indonesia sebagai negara terpadat ke-4 di dunia telah menyiapkan beberapa strategi untuk melawan virus ini.
Jokowi mengatakan bahwa kita harus belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah.

Selain itu, Jokowi juga melakukan kebijakan untuk melakukan tes Covid-19 secara massal.

Ada juga beberapa hal yang telah dilakukan pemerintah pusat dan daerah untuk informasi perihal Covid-19 ini, yaitu memberikan nomor WhatsApp untuk informasi perihal Covid-19.

Saya telah mencoba menghubungi langsung nomor tersebut dan memberikan beberapa jawaban yang dapat membantu saya untuk tidak terpapar virus tersebut.

Nomor WhatsApp tersebut iyalah +62 811 3339 9000.

Anda hanya perlu mengetik "hallo" kemudian nomor tersebut akan membalas secara otomatis.
Anda akan diberikan pesan berupa daftar informasi yang ingin Anda peroleh.

Berikut saya rangkum hasil chating-an saya dengan nomor tersebut:

Saya: Hallo

Covid-19.GO.ID: Apa saja sih yang ingin kamu ketahui mengenai Covid-19?

*A*. Kabar Covid-19 terkini di Indonesia
*B*. Sebenarnya apa sih Covid-19 itu?
*C*. Apa saja gejala Covid-19?
*D*. Bagaimana cara melindungi diri?
*E*. Bagaimana cara melindungi orang lain?
*F*. Masker perlu gak sih?
*G*. Rumah Sakit Rujukan Covid-19.

Ketik A, B, C, D, E, F, atau G, lalu kirim ke kami. Maka, kami akan menjawab pertanyaan kamu.

Bagikan info akurat tentang COVID-19 ke teman dan keluargamu
www.covid19.go.id
08111 333 99 000

Hotline *119 ext 9* untuk mendapatkan bantuan apabila ada gejala

Semoga informasi ini dapat memberikan kita pelajaran agar terhindar dari virus mematikan ini.
Tetap jaga kesehatan diri dan keluarga ya!
Share:

Covid-19 jadikan china pemimpin dunia

Covid-19 Jadikan Cina Pemimpin Dunia
99judiqq

99judiqq - Langkah lockdown, mengisolasi, menciptakan jarak, men-de-globalisasi dunia hanyalah solusi jangka pendek untuk memutus rantai penularan, namun secara jangka panjang justru menghancurkan perekonomian.

Penangkal Covid-19 atau disebut juga virus corona justru kerja sama dan saling berbagi, bukan pemisahan.
Sejumlah argumentasi yang saya simpul-ringkaskan sebagai berikut.

Pertama; dalam sejarah manusia menghadapi berbagai epidemi, segala batas dan jarak tidak menentukan kesuksesan mengendalikan, apalagi mengatasinya.
Epidemi membunuh hampir seperempat warga Eurosia di abad ke-14 ketika belum ada globalisasi, dan mobilitas manusia masih sangat terbatas.


Pun, di bulan Maret tahun 1520 seorang budak yang dibawa dari Afrika ke Mexico oleh tentara Spanyol, yang ternyata dalam tubuhnya mengidap virus cacar berbahaya, hanya dalam waktu 10 hari telah mengakibatkan Cempoallan, kota dia dititipkan, berubah menjadi kuburan massal.

Kurang dari 9 bulan kemudian sepertiga dari seluruh penduduk Amerika Tengah terbunuh oleh virus ganas itu.
Ketika itu orang hanya mengadu kepada Tuhan dan mengutuk semua dewa jahat yang dituduh sebagai kambing hitam.

Namun, tidak sedikitpun memberi dampak pada penghentian penularan dan keganasan virus pembunuh itu.
Sekali lagi, ketika itu batas-batas masih kokoh, isolasi geografis dan sosial kuat lantaran belum ditemukannya teknologi transportasi yang memungkinkan kelancaran mobilitas antara wilayah, antarkota, apalagi antara negara.

Kedua; dibutuhkan hubungan saling percaya.
Harus dicatat, bahwa sangat ketat dengan kerja sains dan meyakini sains sebagai pemberi solusi efektif sebagaimana telah dibuktikan dalam sejarah.

Karenanya, hasil kerja sains perlu dipercaya.
Jangan diremehkan seperti dilakukan oleh sejumlah ulama, seperti di Korea Selatan, Iran, juga Indonesia.

Para ulama ini lebih meyakini perlindungan Tuhan dan mengabaikan sama sekali hasil kerja sains, kemudian seperti terlihat membawa akibat fatal dengan terjadinya korban yang seharusnya dapat dicegah sejak dini.

Beberapa ulama kita bahkan terkesan 'mensyukuri' bencana Wuhan sebagai bentuk hukuman Allah.
Sikap ini tidak hanya menyedihkan tetapi juga sangat memalukan karena menghina kemanusiaan.

Kepercayaan kepada kerja pemerintah, tim medis dan lembaga yang memiliki otoritas juga sangat dibutuhkan.
Ketika awal China diseruduk 'tanduk' Corona, masyarakatnya percaya kerja pemerintah dan saling menguatkan dengan meneriakkan slogan, "Wuhan Jia You" (Wuhan Kamu Bisa!).

Di Italy, ketika korban makin berjatuhan dan pemerintah mengumumkan lockdown, masyarakat menaati dengan tetap tinggal dalam rumah dan mengibarkan bendera dari jendela rumah untuk menunjukkan kepercayaan dan dukungan kepada pemerintahnya.

Situasi di Indonesia sebaliknya membuat miris.
Betapa tidak, ada pihak yang mencoba mengambil untung dalam situasi bencana dengan memborong masker dan menjualnya di harga berlipat-lipat, pemda yang membuat keputusan berbeda dengan pemerintah pusat, intrik-intrik politik yang berpotensi menjatuhkan pemerintah dan berbagai tekanan terkesan mengacaukan dan mengganggu kinerja pemerintah.

Sensitifitas kemanusiaan kita sebagai bangsa yang ber-Tuhan, ber-Pancasila justru terkesan begitu rendahan dibanding China, yang ironisnya kerap dilecehkan sebagai bangsa tak ber-Tuhan.

Memang, China mungkin tidak bertuhan, tetapi yang pasti ia telah membuktikan lebih memilki sikap "kemanusiaan yang adil dan beradab."

Ketiga; Bahwa satu-satunya batas nyata adalah antara manusia dan virus korona itu sendiri.
Manusia tidak boleh saling dipisahkan, melainkan dipersatukan dan dipisahkan dari predator tak kelihatan itu.

Dengan argumentasi ini, manusia seharusnya bekerjasama, baik dalam hal pengetahuan, kepakaran, maupun pengalaman untuk bersama-sama mengatasi musuh bersama.

Kerjasama termasuk didalamnya saling berbagi dan saling bahu membahu.
Seseorang yang terinveksi virus di mana pun di sudut dunia ini, seharusnya mendapat perhatian seluruh dunia untuk memberi dukungan agar membantu memulihkannya.

Ketidakpedulian memberi bantuan akan memberi kelonggaran bagi virus makin menyebar luas, lalu menulari manusia lainnya, pada akhirnya mencapai diri Anda juga, lalu lambat atau cepat akan menghabisi kita semua.

Sekali lagi, virus tidak mengenal batas.
Ia menerjang semua batas, tidak perduli batas negara, garis ideologi, apakah bertuhan atau tidak, apakah beragama Kristen, Islam, Hindu, agama suku, atau Ateis, status sosial, posisi jabatan, ulama atau umat, dan apa saja.

Mahkota (corona) berbentuk tanduk pada virus ini bukan sembarang mahkota, karena mengandung lapisan protein yang mengaktivasi furin dalam organ paru-paru, jantung (hati) dan usus kecil manusia.

Artinya, selama Anda masih manusia yang memiliki organ-organ itu, Anda berpotensi diserang covid-19 tanpa ampun.

Keempat; perlu kepemimpina dunia untuk mengatasi epidemi virus corona.
Dalam menghadapi virus Ebola tahun 2014 Amerika mengambil posisi sebagai 'pemimpuin dunia' yang menginspirasi serta menggalang kerjasama internasional untuk mengatasi epidemi.

paya itu terbukti efektif.
Peran yang sama juga ditunjukkan Amerika ketika menghadapi bentuk bencana lainnya, yaitu krisis ekonomi 1998.

Namun, saat ini Amerika tidak lagi mendapatkan kepercayaan publik internasional untuk peran itu.
Uni Eropa mengambilalih posisi pemimpin dunia.

Tetapi nenurut saya, China lebih cocok untuk posisi itu.
Dia telah menunjukkan kapasitas kepemimpinanya mengatasi bencana sendirian, ditengah hujatan dan sindiran sebagian manusia yang tidak punya nurani.

Dan, ketika sukses mengendalikan virus corona, ia bukannya beristirahat sejenak, merayakan kemenangannya sambil mentertawakan dunia yang terkesan mensyukuri bencana yang menghajarnya, melainkan dengan diam dan penuh empati kemanusiaan menyeberang ke Eropa membantu Italy yang kini menjadi yang paling parah dihajar epidemi ini.

China seakan tanpa kenal lelah terus mengejar Coronavirus.
China paham, bahwa membiarkannya menang di suatu tempat di planet ini hanya akan berarti menunggu waktu untuk kembali menyerangnya di lain waktu.

Virus corona adalah musuh bersama umat manusia, bukan hanya musuh suatu bangsa, satu komuntas atau satu orang.

Dengan demikian China telah menunjukkan kapasitas sebagai pemimpin dunia, yang dengan hati nurani dan segala bentuk kemampuan, baik mental, keahlian, dan teknologi memadai mampu "menyelamatkan manusia dari ancaman virus Corona.
" Bukan hanya pemerintahnya, melainkan tim medisnya, bahkan rakyatnya telah memberi teladan kepada dunia, bagaimana mengatasi krisis dalam kerjasama dan saling percaya.

Dari itu, tidaklah salah, pendiri bangsa ini, Bung Karno, menasehati kita untuk, "belajarlah sampai ke China."

Maka, marilah kita mengangkat jempol kepada China, serta dengan rendah hati mau belajar kepadanya.

Bukan agama atau ideologi yang menyelamatkan kita, melainkan empati kemanusiaan, semangat bahu-membahu, saling percaya dan keuletan. China kini telah membuktikannya dan layak menjadi pemimpin dunia, dalam hal mengatasi krisis kemanusiaan! 
Share:

Atasi covid-19, butuh kesadaran bersama dan kepatuhan sosial

Atasi Coronavirus, Butuh Kesadaran Bersama dan Kepatuhan Sosial
99judiqq

99judiqq - Seperti shock melihat situasi yang belum pernah dialami oleh masyarakat Indonesia.
Kini jutaan rakyat mulai membuka mata dan merespon permintaan pemerintah untuk ikut menerapkan apa yang disebut dengan istilah Social Distancing dan siap-siap Lockdown.

Kejutan luar biasa dirasakan oleh masyarakat terutama yang selama ini tidak aware bahkan tidak mau peduli tentang mengganasnya coronavirus yang telah menyerang jutaan manusia di beberapa negara.

Pada awalnya masyarakat beranggapan peristiwa ini hanyalah sebuah fenomena biasa.
Apalagi bila berbicara tentang penyakit.
Rakyat Indonesia sudah terbiasa dengan isu buruknya kesehatan dan layanan publik terkait kesehatan.

Akibatnya mereka tidak mau ambil pusing dengan bermacam intruksi pemerintah yang selama ini terbukti hanyalah wacana saja atau sekedar imbauan tanpa makna.

Dalam konteks ini sebetulnya pemerintah memang tidak dipercayai oleh rakyat.
Jika hal itu mau dilihat akar penyebabnya sehingga banyak himbauan yang tidak diindahkan oleh masyarakat.
Tapi itu dulu.

Akan tetapi kondisi sekarang tampak berubah, gejala baru kesadaran masyarakat dalam mengatasi pandemi coronavirus secara bersama-sama mulai muncul.
Indikasinya dapat dilihat pada kesadaran mereka dalam mematuhi kebijakan social distancing (menjaga jarak sosial).

Social distancing adalah sebuah praktik dalam kesehatan masyarakat untuk mencegah orang sakit melakukan kontak dengan orang sehat guna mengurangi peluang penularan penyakit.

Atau sebuah tindakan yang bertujuan mencegah orang sakit melakukan kontak dalam jarak dekat dengan orang lain untuk mengurangi peluang penularan virus.

Implimentasi kebijkan social distance dilapangan yaitu masyarakat berdiam diri di rumah atau membatasi diri dalam interaksi sosial.

Dan hari-hari ini seluruh pemerintah daerah telah mengeluarkan maklumat agar setiap orang mulai mengurangi aktivitas di luar rumah.

Bahkan sekolah-sekolah diliburkan, pegawai negeri sipil diminta bekerja di rumah (working from home) untuk menjalankan fungsinya sebagai pelayan masyarakat.

Gerakan bersama "memutus" hubungan silaturrahim secara tatap muka memang sangat berlawanan dengan budaya orang timur terlebih umat Islam.

Indonesia sebagai budaya timur yang sangat ramah terhadap sesama, saling menyapa, saling bersalaman saat bertemu, saling berpelukan satu sama lain.

Kini kebiasaan tersebut tiba-tiba harus ditiadakan.
Meskipun itu hanya untuk beberapa minggu tapi bagi masyarakat kita sungguh sangat berat.

Kebiasaan hidup masyarakat Indonesia yang paternalistik dan sosialistik telah terbentuk sejak lama.
Kebiasaan ini sudah turun temurun hingga menjadi sifat saling membantu dan gotong royong sebagaimana semboyan bangsa Indonesia.

Menggantikan kultur sosialis agamis ke individualis sekuleris tentu menjadi tantangan berat.

Kultur individualis yang saya maksud adalah akan terjadi bilamana social distancing berlaku. Di mana setiap orang harus hidup dengan dirinya sendiri tanpa perlu berinteraksi dengan orang lain.

Tetapi disisi yang lain, social distancing ini untuk menjaga kepentingan bersama dan mengutamakan kepentingan umat.
Maknanya adalah terdapat nilai-nilai sosial yang sangat besar.
Saya ingin mengatakan ini bukan misi budaya hidup individualis.

Oleh karena itu marilah seluruh komponen bangsa untuk bersatu padu dalam menghadapi ancaman corona virus.
Anggaplah ini sebagai bentuk panggilan perjuangan oleh negara.
Bangsa kita harus kita bebaskan dari serangan pandemi corona.

Itulah kesadaran bersama yang harus dimiliki dan terus kita kumandangkan agar terbangun solidaritas yang kuat antar sesama untuk menghadapi situasi sulit ini.

Maka disinilah kepatuhan sosial politik yang diberikan oleh rakyat kepada sang pemimpin mereka dapat diukur.

Dan sejatinya sebagai rakyat mutlak memiliki rasa cinta tanah air dan rasa nasionalisme yang tinggi untuk menyelamatkan bangsa dan negaranya dari ancaman.

Kepatuhan publik untuk menjalankan apa yang menjadi keputusan pemerintah idealnya harus terpatri menjadi sebuah refleksi iman.

Dengan memiliki cara pandang seperti itu maka kemudian kepentingan umatlah yang dikedepankan.
Termasuk ketika dilarang keluar rumah untuk beberapa waktu itupun harus dimaknai sebagai bentuk jihad fisabilillah.

Akhirnya saya mengajak kita semua mari saling bergandeng tangan, bersatu padu, dan memiliki tekad yang sama kuatnya untuk maju bersama menghadapi ujian ini.
Sebab bagaimanapun kebijakan social distancing apalagi lockdown akan berefek secara lebih luas terhadap berbagai aspek kehidupan kita.

Namun dengan semangat ingin agar bangsa dan negara kita tidak babak belur oleh virus.
Maka kita yakin fase kritis melawan pandemi coronavirus akan sukses kita lewati.
Share:

Membuat kurva flat covid-19

Membuat Kurva Flat Virus Corona, Kuncinya di Kita?
99judiqq


99judiqq - Virus corona saat ini membawa kita ke arah yang berbeda.
Dari semula kita merasa bahwa virus tersebut tidak akan sampai ke Indonesia karena katanya iklim di bangsa kita bisa membunuh virus-virus tersebut.
Tapi nyatanya tidak sama sekali.

Katanya daya tahan tubuh orang Indonesia jauh lebih kuat karena sudah terbiasa atau immun terhadap makanan-makanan yang kurang steril.
Tapi lagi-lagi hal inipun tidak terbukti adanya.

Boleh dikata memang bangsa kita terlambat dalam penanganan masalah ini.
Seandainya kemarin jika disaat dua orang positif dinyatakan kena virus tersebut, segala aktivitas penerbangan dari luar ke Indonesia bisa segera dihentikan saja.
Demi pengamanan dan pencegahan virus tersebut tidak semakin merebak.

Tapi lagi-lagi memang bangsa dan pemerintah kita terbelenggu dengan namanya pendapatan yang akan hilang dari kunjungan wisatawan asing tersebut ke bangsa kita.
Sehingga kebijakan yang dikeluarkan bertahap melihat kondisi keadaan yang ada.
Sudah bertambah menjadi 8 negara, seperti Iran, Italia, Spanyol, dan beberapa negara Eropa lainnya.

Setiap orang asing yang punya sejarah perjalanan dari sana maka pemerintah tegas tidak memperbolehkan mereka masuk ke tanah air.
Sebab memang terbukti, Medan yang awalnya masih nihil positif corona, sekarang sudah membludak orang-orang dalam pemantauan pihak dinas kesehatan.

Bahkan seorang dokter paru yang baru melakukan perjalanan rohaninya ke Israel beberapa waktu yang lalu, menyempatkan juga jalan-jalan ke Italia, kini beliau dinyatakan meninggal meskipun baru masih tahap observasi.

Kini tak boleh lagi hanya sekedar meratapi nasib, atau hanya sekedar menyalahkan siapa-siapa.
Kunci dari penanganan virus ini terletak pada diri kita masing-masing.
Di mana kemarin sangat teredukasi tentang video yang menampilkan tentang pergerakan virus corona yang sangat cepat dan bagaimana persebarannya ternyata bisa kita atasi dengan memperlambat virus tersebut tersebar dengan sangat cepat.
Melalui sebuah grafik curva sehingga akhirnya bisa melek dan paham dengan hal tersebut.

Yakni benar jika penganganannya kita ketat dengan diri kita sendiri. Ketat dengan anjuran-anjuran yang sudah disampaikan oleh pemerintah kita.
Mulai dari cuci tangan sampai bersih dengan sabun hingga ke tujuh area tangan kita, seperti telapak, punggung, sela-sela jari, buku-buku, kuku-kuku, jempol diputar, dan pergelangan tangan.

Kedua dengan sosial distrace atau pembatasan sosial, yakni dengan menjaga aktivitas sosial kita dengan mengurangi aktivitas di luar rumah. Seperti ngumpul-ngumpul bareng teman, ataupun saat-saat sedang menjalankan ibadah.

Bersyukurnya hal tersebut telah banyak direspon oleh para pimpinan ataupun tokoh agama.
Dengan cukup beribadah dari rumah saja sambil menyaksikan streaming yang telah disediakan atau disiapkan oleh pihak masing-masing rumah ibadah.

Terbukti cara tersebut bisa memperlambat arus kecepatan orang-orang yang akan terkena virus corona.
Bayangkan jika mendadak di satu kota seribu orang langsung terpapar di dalam satu hari.
Dibandingkan dengan 100 orang saja di tiap minggunya.

Maka kira-kira grup mana yang bisa akan tertolong dan tercover oleh pihak medis dengan cepat, apakah yang mendadak seribu orang dalam satu hari atau yang kedua?

Jika dimasukkan dalam tampilan grafik kurva untuk orang yang seribu mendadak tersebut maka kurvanya akan tajam ke atas.
Sementara kemampuan para medis terbatas, seperti pada garis  tengah yang memotong kurva tersebut. Bagian atas yang melewati garis kurva mendatar tersebut adalah orang-orang yang tidak tercover oleh medis.

Sementara jika ada jedah bagi medis untuk menangani virus tersebut, yang digambarkan dengan kurva flat atau cenderung mendatar tidak menukik tajam ke atas melewati garis mendatar kemampuan para medis, maka seratus demi seratus orang di tiap minggunya akan bisa terlayani dengan baik.
Artinya jika terlayani maka kesembuhannya pun akan jauh lebih besar, jika dibandingkan dengan kurva menukik tajam ke atas.

Oleh karena itu kuncinya hanya satu yakni kita.
Kita yang harus ketat dengan diri kita sendiri.
Kita yang harus ketat menjalankan anjuran-anjuran yang sudah disosialisasikan dengan sangat massif.
Sambil menunggu betul-betul ada obat atau penangkal virusnya.
Maka segera kekuatiran kita-pun bisa sirna.
Share:

Tips aman mudik ditengah marak nya covid-19 di indonesia

Tips Aman Mudik Ditengah Maraknya Covid-19 Di Indonesia
99judiqq

99judiqq - Indonesia memang sedang digegerkan dengan Virus Corona.
Di Indonesia sendiri, kasus positif virus corona terus bertambah.
Saat ini, sudah ada 172 kasus positif Corona di Indonesia.
Kondisi yang dirawat sudah membaik.
Sudah ada 9 orang yang sembuh dan pulang.
Korban yang meninggal untuk saat ini 5 orang.

Menurut Pemerintah DKI Jakarta, untuk saat ini hindari dulu kontak fisik dengan orang lain, karena hal tersebut bisa menimbulkan menularnya virus corona, Pemerintah juga menyebutkan saat ini tidak dianjurkan untuk keluar rumah, jika hendak melakukan ibadah, sebaiknya dilaksanakan dirumah.

Akan tetapi, tidak semua masyarakat selalu melaksanakan kebijakan yang diberikan oleh pemerintah, jika hendak keluar rumah pun, harus selalu waspada dengan orang disekeliling kita, jika orang tersebut flu dan tidak menggunakan masker, sebaiknya hindari orang tersebut.


Agar tidak terus menyebar, Beberapa sekolah dan universitas di Indonesia pun diliburkan atau belajar dengan secara online (daring).

Banyak para pelajar yang merantau di kota orang untuk mencari ilmu, tetapi untuk saat ini, mereka sedang bimbang dimana ingin pulang ke kampung tetapi takut tertular virus, agar hal itu tidak terjadi, saya akan merangkai beberapa tips agar tetap aman walau sedang mudik.

Sebelum berangkat, kita perlu memperhatikan beberapa hal, yang pertama menjaga daya tahan tubuh, biasanya sebelum bepergian saya selalu menggunakan 7 herbal untuk meningkatkan kekebalan tubuh, karena dengan daya tahan tubuh yang kuat bisa mencegah munculnya penyakit

Langkah kedua adalah selalu menggunakan masker, masker bedah atau surgical mask, masker ini bisa dibeli di apotek terdekat, harganya terjangkau.
Sisi berwarna putih terbuat dari material yang dapat menyerap kotoran dan menyaring kuman dari udara.
Penggunaan masker ini bisa menurunkan risiko penyebaran penyakit infeksi termasuk corona virus.

Ketiga, cucilah tangan setiap habis memegang barang atau benda apa saja, jika anda menggunakan transportasi umum dan sulit untuk menemukan air dan sabun, maka bisa membawa hand sanitizer dari rumah.

Ke empat, hindari kontak fisik saat berada di dalm transportasi, tetap menjaga diri, jika di sekitar anda ada orang yang sakit, sebaiknya hindari saja demi kebaikan tubuh anda.

Kesehatan sangatlah penting, jangan lupa menjaga kesehatan tubuh, keluarga menanti dirumah, semoga sehat selalu.
Share:

Dampak lockdown terhadap ekonomi Indonesia

FRANCE-HEALTH-CORONAVIRUS-LOCKDOWN-travel-ban-quarantine
99judiqq

99judiqq - World Health Organization (WHO) mengirim surat resmi kepada Presiden Jokowi, mendesak Pemerintah Indonesia serius menangani pandemi Corona.
WHO juga meminta Jokowi segera menetapkan status darurat nasional terkait penyebaran Corona di Indonesia.
Selain itu, sudah banyak desakan agar pemerintah melakukan kebijakan lockdown.

Adapun negara-negara yang telah menerapkan lockdown di sejumlah wilayah yaitu Italia, China, Denmark,Malaysia, Filipina, dan Irlandia.

Meski demikian, ekonom menilai langkah lockdown justru akan berdampak negatif pada ekonomi domestik untuk jangka pendek. Lockdown dinilai akan menyebabkan inflasi tinggi.


Peneliti Indef, Ariyo DP Irhamna, mengatakan bahwa lockdown akan mempersulit distribusi barang.
Sementara bulan depan sudah memasuki Ramadhan, di mana permintaan barang akan meningkat.


Namun, yang akan pengaruh ke inflasi.
Sebab pasokan barang-barang impor akan terganggu, sedangkan demand meningkat, selain itu akan mendekati bulan Ramadhan,ujar Ariyo dalam diskusi online Indef,

Peneliti indef Bhima Yudhistira menjelaskan, pemerintah tak perlu terburu-buru menerapkan lockdown.
Dia mencontohkan, jika DKI Jakarta lockdown, maka inflasi nasional bisa menembus 6 persen di tahun ini, jauh di atas target Bank Indonesia sebesar 3 plus minus 1 persen.

Jakarta mengandalkan sebagian besar bahan pangan dari luar daerah, sementara Jakarta menyumbang 20 persen total inflasi nasional.
Kalau barang susah masuk, terjadi kelangkaan pastinya inflasi nasional akan tembus diatas 4-6 persen, yang rugi adalah masyarakat sendiri.

Tak hanya itu, sebanyak 70 persen uang juga berputar di Jakarta.
Jika lockdown dilakukan akan menimbulkan kepanikan di pasar keuangan.

Ini akan memicu kepanikan di pasar keuangan.
Maklum 38 persen surat utang dipegang oleh asing.
Kalau serempak keluar karena panik tentunya.
Indonesia bisa krisis karena lockdown di Jakarta.

Langkah yang lebih bijak adalah seperti yang dilakukan Singapura.
Yakni membatasi aktivitas warga yang sudah lanjut usia hingga menunda acara yang melibatkan orang banyak.

Jadi clear tidak perlu lockdown, dan penyebaran corona bisa dicegah dengan strategi yang tepat sasaran.

Terkait dengan sempat munculnya opsi lockdown itu sendiri, keputusan yang mengarah pada hal itu tentunya tidak bisa sembarangan, karena pemerintah harus melihat plus minus dan bagaimana kesiapan secara ekonomi.

Sebab, opsi lockdown itu memang memiliki dampak yang sangat besar bagi perekonomian,

Di sektor prawisata contohnya di bali  atau di daerah mana saja.
yang merupakan destinasi dunia akan mengalami penurunan pengunjung,

Sebulumnya kita sudah melihat kenaikan sejumlah barang  seperti masker mengalami kenaikan harga 10 kali lipat.

Untuk melakukan tindakan lockdown perlunya di kaji kembali terutama di sisi ekonomi.
Share:

Postingan Populer

Label

Arsip Blog

Postingan Terbaru